Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Media Pembelajaran Berbasis E-Learning

Berikut ini yakni berkas mengenai Media Pembelajaran Berbasis E-Learning. Download file format PDF.

 Berikut ini yakni berkas mengenai Media Pembelajaran Berbasis E Media Pembelajaran Berbasis E-Learning
Media Pembelajaran Berbasis E-Learning

Media Pembelajaran Berbasis E-Learning

Pada berkas ini membahas perihal penerapan model pembelajaran yang sanggup berkesinambungan dan menunjukkan imbas positif dalam pelaksanaannya. Berkaitan dengan pembelajaran, pemanfaatan teknologi isu dalam hal ini e-learning dibutuhkan tidak hanya pendidik yang terampil memanfaatkan teknologi serta teknologi untuk pembuatan materi ajar, akan tetapi dibutuhkan suatu rancangan supaya sanggup melaksanakan pembelajaran dengan efektif.

Dalam sebuah rancangan pembelajaran terdapat suatu proses untuk memandu pelaku untuk mendesain, mengembangkan, menerapkan konten e-learning dengan memanfaatkan infrastruktur dan aplikasi e-learning yang tersedia. Pada tahap selanjutnya dalam implementasi e-learning terdapat tahap penilaian yang dimanfaatkan untuk merevisi atau pembiasaan terhadap tahap-tahap sebelumnya. Desain instruksional merupakan proses dinamis yang sanggup berubah-ubah sesuai dengan isu dan penilaian yang diterima bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran penerima didik sehingga tujuan pembelajaran sanggup tercapai.

Bab ini selanjutnya akan membahas lebih detail perihal media pembelajaran berbasis e-learning, diantaranya meliputi.
  1. Pemanfaatan Media E-Learning
  2. Teknologi Penunjang E-Learning
  3. Pengajaran Berbasis Web
  4. IT Pembelajaran Berbasis Multimedia

Pemanfaatan Media E-learning
E-Learning yakni sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran. Sebagian besar beransumsi bahwa elektronik yang dimaksud disini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan internet. Melalui komputer, siswa sanggup mencar ilmu secara individual baik secara terprogram maupun tidak terprogram. 

Secara tidak terprogram siswa sanggup mengakses aneka macam materi mencar ilmu dan isu di internet memakai akomodasi di internet ibarat mesin percari data (search engine). 

Secara bebas siswa sanggup mencari materi dan infomasi sesuai dengan minat masing-masing tanpa adanya intervensi dari siapapun. Sebagian user komputer juga sering dimanfaatkan untuk hiburan ibarat bermain game, namun demikian hal tersebut tidak sanggup dihindari alasannya yakni penggunaan media elektronik terutama internet bebas digunakan.

Internet juga sanggup digunakan secara terprogram, salah satunya dengan acara e-learning. Pada acara ini sekolah atau pihak penyelenggara menyediakan sebuah situs / web e-learning yang menyediakan materi mencar ilmu secara lengkap baik yang bersifat interaktif maupun non interaktif. Kegiatan siswa dalam mangaskses materi mencar ilmu melalui e-learning sanggup dideteksi dari apa yang mereka pelajari, bagaimana prosesnya, bagaimana kemajuan belajarnya, berapa skor hasil belajarnya dan lain sebagainya. Di indonesia pada umumnya masih bersifat blendded e-learning, yaitu e-learning bukan alat pemanis dari pembelajaran konvensional. Perkembanagn teknologi komunikasi dan isu telah membuka kemungkinan yang luas untuk sanggup dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Hal ini disebabkan pesatnya teknologi komunikasi dan isu yang sudah menjadi potongan dari kebudayaan masyarakat Indonesia.

Dalam prakteknya e-learning memerlukan sumbangan teknologi. Karena itu dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya memakai komputer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang memakai alat bantu utama komputer. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu: technology based learning dan technology based web-learning. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari audio information technologies dan video information technologies. Sedangkan technology based web-learning intinya yakni data information technologies

Media yang diharapkan menjadi potongan dari suatu proses mencar ilmu mengajar di sekolah berupa internet harus bisa menunjukkan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang harus bisa didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan taktik pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memeperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut. Strategi pembelajaran yang mencakup pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan penilaian (Boettcher 1999). 

Teknologi Penunjang E-learning
E-learning merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi isu dan komunikasi. E-learning mempunyai ciri-ciri, antara lain (Mayer, 2008) menyebutkan beberapa hal, diantaranya 1) mempunyai konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran; 2) memakai metode instruksional, contohnya penyajian teladan dan latihan untuk meningkatkan pembelajaran; 3) memakai elemen-elemen media ibarat kata-kata dan gambar-gambar untuk memberikan materi pembelajaran; 4) memungkinkan pembelajaran pribadi berpusat pada pengajar (synchronous elearning) atau di desain untuk pembelajaran sanggup berdiri diatas kaki sendiri (asynchronous elearning); 5) membangun pemahaman dan ketrampilan yang terkait dengan tujuan pembelajaran baik secara perseorangan atau meningkatkan kinerja pembelajaran kelompok.

Sedangkan berdasarkan Rusman dkk (2011) e-learning mempunyai karakteristik, antara lain (a) interactivity (interaktivitas); (b) independency (kemandirian); (c) accessibility (aksesibilitas); (d) enrichment (pengayaan). E- learning merupakan abreviasi dari Elektronic Learning, merupakan cara gres dalam proses mencar ilmu mengajar yang memakai media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi isu dan komunikasi. E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, contohnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas.

E-learning merupakan sebuah bentuk kemajuan teknologi isu yang diterapkan di bidang pendidikan. Istilah e-learning lebih sempurna ditujukan sebagai bentuk perjuangan untuk membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani teknologi internet. Pembelajaran berbasis teknologi isu dan komunikasi akan berjalan efektif kalau kiprah pengajar dalam pembelajaran yakni sebagai fasilitator pembelajaran atau menunjukkan kemudahan pembelajar untuk mencar ilmu bukan hanya sebagai pemberi informasi. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi isu dan komunikasi merupakan bimbingan dari pengajar untuk memfasilitasi pembelajaran pembelajar yang efektif (Munir, 2009).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai yakni kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering digunakan pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan supaya komunikasi antara penerima didik dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini. Menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar internet yang sanggup digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, mailing list (milis), news group, dan world wide web (WWW).

Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya bisa memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan memakai standar teknologi internet. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.

Dengan demikian karakteristik e-learning sanggup disimpulkan, antara lain 1) sanggup digunakan sebagai jasa teknologi, di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru sanggup berkomunikasi dengan relatif gampang dengan tanpa dibatasi jarak dan tempat; 2) memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks); 3) memakai materi bimbing bersifat sanggup berdiri diatas kaki sendiri (self learning materials) yang sanggup disimpan di komputer sehingga sanggup diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya; 4) memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan mencar ilmu dan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen pendidikan sanggup dilihat setiap ketika di komputer.

Pembelajaran yang efektif yakni yang memanfaatkan teknologi isu dan komunikasi secara optimal dalam proses pembelajarannya sebagai alat bantu. Salah satu pemanfaatan teknologi isu dan komunikasi dalam pembelajaran yakni dengan memanfaatkan e-learning. Dengan demikian pendayagunaan ICT untuk pendidikan menjadi demikian penting, baik dalam rangka penyiapan tenaga ICT yang ahli maupun mendukung proses pembelajaran tatap muka atau jarak jauh. Upaya tersebut diharapkan akan bisa menutup jurang kesenjangan digital, yang pada gilirannya diharapkan akan bisa meningkatkan daya saing bangsa dalam rangka meningkatkan perekonomian negara dan SDM yang handal. Contoh kongkrit dalam pendayagunaan ICT yakni proses mencar ilmu dikelas yang memakai internet sebagai media pembelajaran sebagai media yang diharakan akan menjadi potongan suatu proses mencar ilmu di sekolah, internet diharapkan bisa menunjukkan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antar guru dengan siswa. Kondisi yang perlu didukung oleh internet berkaitan dengan taktik pembelajaran yang akan dikembangkan, yaitu sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukakan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut. (Boettcher 1999). 

Ironisnya, guru masih sedikit sekali memakai media internet ini sebagai media pembelajaran, kemungkinan disebabkan kurang pahamnya guru mengoperasikan komputer, sehingga timbul rasa keminderan dalam diri seorang guru untuk mengajak siswanya mencar ilmu dengan memakai media internet, padahal mau tidak mau kita tidak munkin terhindar dari teknologi komunikasi dan informasi. Banyak hal yang sanggup dilakukan seorang guru supaya bisa mengikuti keadaan dalam masa pembelajaran yang semakin canggih, terutama manggunakan media internet. Kompetensi guru harus lebih ditingkatkan, misal dengan mengikuti training yang berbasis komputer, kursus-kursus, dan sekolah supaya lebih tanggap untuk mengirim guru-gurunya mengikuti pelatihan-pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan maupun sekolah-sekolah lain, dan menunjukkan kesempatan yang sama kepada guru-guru untuk sanggup lebih aktif dalam mengikuti training yang berbasis komputer, serta mengadakan training komputer secara internal dilingkungan sekolah masing- masing. Bila hal itu sanggup kita lakukan mudah-mudahan sanggup mengurangi jumlah guru yang sangat alergi terhadap komputer dan sanggup melaksanakan proses mencar ilmu dikelas dengan memakai media internet. Institusi pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran berbasis internet biasanya memakai web encaned course, yaitu pemanfaatan internet sebagai penunjang peningkatan kualitas kegiatan mencar ilmu mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web life course, lantaran kegiatan pembelajaran utama yakni tatap muka dikelas antara guru dengan siswa. 

Sekolah merupakan sebuah sistem yang tidak sanggup dipisahkan antara sub-sistem dengan sub sistem lainnya yaitu mencakup pihak sekolah, pemerintah kawasan dan pemerintah pusat, komite sekolah, dan kiprah masyarakat. Sekolah yang ingin memanfaatkan internet sebagai media embelajaran harus bisa diberi otonomi dan keluwesan-keluwesan yang lebih besar dalam mengelola sumber daya pendidikan di sekolah tersebut. Karena walau bagaimanapun kita tidak bisa terhindar dari globalisasi yang salah satunya yakni meningkatnya pembelajaran teknologi komunikasi dan informasi. Dengan demikian, terlihat bahwa media lain yang selama ini telah dipergunakan sebagai media pendidikan secara luas, internet juga mempuyai peluang yang tak kalah besarnya, dan bahkan mungkin lantaran keunikanya yang bisa mengakses segala isu dari penjuru dunia. Internet bisa menjadi media pembelajaran yang paling terkemuka dan dipergunakan secara luas di sekolah-sekolah, terutama sekolah yang berstandar Nasional dan Sekolah Berstandar Internasioanal.

Pengajaran Berbasis Web
Menurut Clark (1996), WBI yakni pengajaran individual yang dikirim melalui jaringan komputer umum atau pribadi dan ditampilkan oleh web browser. Oleh lantaran itu kemajuan WBI akan terkait dengan kemajuan teknologi web (perangkat keras dan perangkat lunak) maupun Pertumbuhan jumlah situs-situs web di dunia yang sangat cepat. Kemajuan perangkat keras ditandai dengan pemakaian teknologi ATM (asynchronous transfer mode) dan serat optis yang memungkinkan transfer data yang besar dan cepat.

Disamping itu perkembangan WBI juga dipacu oleh besarnya laba yang didapat bila dibanding dengan media pengajaran lainnya. Pemanfaatan internet dalam WBI ini bisa mendorong perkembangan universitas terbuka atau pembelajaran jarak jauh, lantaran WBI dianggap paling murah dibanding CAI/CBI, siaran radio, kaset video, dan lainnya. Dengan WBI ini mencar ilmu tidak lagi terikat dengan waktu dan ruang tentunya.

Dalam web bisa diperoleh isu video dan bunyi sekaligus teks dan gambar serta dimungkinkan komunikasi interaktif dari aneka macam sumber isu di seluruh dunia. Di samping itu, berdasarkan McManus (1995) ternyata jaringan internet bukanlah semata-mata suatu media, tetapi lebih dari itu juga merupakan pemberi materi dan sekaligus materinya. Seorang dosen yang mengajarkan suatu topik tertentu melalui web akan dengan gampang menghubungkannya dengan situs-situs web yang berkaitan dengan topik tersebut. Seperti halnya dalam acara mencar ilmu jarak-jauh lainnya, tidak ada suatu cara untuk menjamin bahwa orang yang duduk mengerjakan soal-soal di depan komputer yang letaknya jauh di belahan bumi sana yakni mahasiswa yang telah terdaftar. Karena sifat internet yang sanggup dihubungi setiap saat, artinya mahasiswa sanggup memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringan internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga hambatan ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari sumbar mencar ilmu apat teratasi.

Perkembangan IT bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang sanggup digunakan untuk menyiarkan acara pendidikan. Indonesia gres memasuki tahap mempelajari pengembangan dan penerapan IT untuk memasuki milenium ketiga ini. Informasi yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah bisa menunjukkan donasi yang demikian besar bagi bidang pendidikan. Setiap sistem sekolah dikembangkan moderat terhadap teknologi untuk mereka mencar ilmu dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas. Dan teknologi isu menjadi kunci menuju sekolah masa depan yang lebih baik.

Banyak aspek sanggup diajukan untuk dijadikan sebagai bantalan an untuk mendukung pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang terpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang sering kali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan pengembangan dan penerapan IT di bumi nusantara, alasannya yakni IT yang mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Demi penggapaian daerah-daerah yang sulit tentunya diharapkan penerapan ini supaya dilakukan sesegera mungkin di Indonesia.

Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet, memungkingkan pengembangan layanan isu yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan IT lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic univercity. Pengembangan e-university bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi sanggup menyediakan layanan isu yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar perguruan tinggi tersebut melalui internet.

Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut sanggup diakses oleh siapa saja yang membutuhkan. Hal ini juga tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkan isu perihal biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya. 

IT Pembelajaran Berbasis Multimedia
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan itu, hal yang sangat penting untuk diperhatikan yakni persoalan prestasi belajar. Masalah umum yang sering dihadapi oleh penerima didik khususnya siswa masih cukup banyak yang belum sanggup mencapai prestasi mencar ilmu yang memuaskan. Sebenarnya banyak faktor yang mengakibatkan prestasi mencar ilmu tersebut mengalami kegagalan dalam bidang akademik baik faktor-faktor yang berada dalam diri siswa maupun faktor-faktor yang berada diluar diri siswa ibarat tingkat intelegensi yang rendah, kurangnya motivasi belajar, cara mencar ilmu yang kurang efektif, minimnya frekuensi dan jumlah waktu belajar, tingkat disiplin diri yang rendah, media mencar ilmu atau materi bimbing yang masih kurang disediakan pihak sekolah dan sebagainya.

Demi mencapai prestasi mencar ilmu yang memuaskan tersebut dengan sistem pendidikan yang semakin maju dan didukung juga perkembangan teknologi. Teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan isu dan sebagainya. Pembelajaran berbasis multimedia menjadi semakin umum. Meskipun mempunyai keterbatasan,dan tentu tidak harus dilihat sebagai pengganti untuk face-to-face interaksi, itu memang mempunyai banyak laba untuk pengembangan guru profesional.

Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk berbagi teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi penerima didik, dengan multimedia diharapkan mereka akan lebih gampang untuk memilih dengan apa dan bagaiamana siswa sanggup menyerap isu secara cepat dan efisien. Sumber isu tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata-mata tetapi lebih luas dari itu. 

Kemampuan teknologi multimedia yang semakin baik dan berkembang akan menambah kemudahan dalam mendapat pengetahuan siswa.

Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik sanggup dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu seseorang harus berkelana jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini sanggup dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitihan sanggup dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet, vi email, ataupun dengan memakai prosedur file sharing dan mailing list. Batasan geografis bukan menjadi persoalan lagi, diharapkan di masa depan virtual university sehingga tercipta suatu sistem mencar ilmu mengajar yang efektif di dunia pendidikan.

Ada beberapa hambatan di Indonesia yang mengakibatkan IT dan Internet belum sanggup digunakan Seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu penyebab utama yakni kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. Apakah infrastruktur aturan yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan gres berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa cyber law belum diterapkan pada dunia aturan di Indonesia.

Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomuniksai, multimedia dan isu yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara personal komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia diberbagai tempat di Indonesia. untuk itu perlu dipikirkan saluran ke internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat saluran internet sanggup diperbesar jangkauannya melalui akomodasi di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet. Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akibatnya terpulang juga pada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang sanggup membuat iklim kebijakan dan regulasi yang aman bagi investasi swasta di bidang pendidikan. 

Rangkuman
  1. WBI yakni pengajaran individual yang dikirim melalui jaringan komputer umum atau pribadi dan ditampilkan oleh web browser. Oleh lantaran itu kemajuan WBI akan terkait dengan kemajuan teknologi web (perangkat keras dan perangkat lunak) maupun Pertumbuhan jumlah situs-situs web di dunia yang sangat cepat. Kemajuan perangkat keras ditandai dengan pemakaian teknologi ATM (asynchronous transfer mode) dan serat optis yang memungkinkan transfer data yang besar dan cepat.
  2. Tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning. 1) e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya bisa memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi; 2) e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan memakai standar teknologi internet; 3) e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.
  3. Dalam prakteknya e-learning memerlukan sumbangan teknologi. Karena itu dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya memakai komputer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang memakai alat bantu utama komputer.
  4. Ada beberapa hambatan di Indonesia yang mengakibatkan IT dan Internet belum sanggup digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu penyebab utama yakni kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya.

    Download berkas mengenai Media Pembelajaran Berbasis E-Learning

    Selengkapnya mengenai Media Pembelajaran Berbasis E-Learning ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Download File:

    Buku Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam)


    Demikian yang bisa kami sampaikan berkas mengenai Media Pembelajaran Berbasis E-Learning. Semoga bisa bermanfaat.

    Posting Komentar untuk "Media Pembelajaran Berbasis E-Learning"