Silabus Matematika, Pjok Dan Tematik Sd Mi Kurikulum 2013 Revisi 2017
Berikut ini ialah berkas Silabus Matematika, PJOK dan Tematik SD MI Kurikulum 2013 Revisi 2017. Download file format .doc atau .docx Microsoft Word.
Silabus Matematika, PJOK dan Tematik SD MI Kurikulum 2013 Revisi 2017 |
Silabus Matematika, PJOK dan Tematik SD MI Kurikulum 2013 Revisi 2017
Berikut ini kutipan teks dari isi berkas Silabus Matematika, PJOK dan Tematik SD MI Kurikulum 2013 Revisi 2017:
Karakteristik Mata Pelajaran di SD
Kurikulum 2013 mempunyai tujuan khusus untuk mempersiapkan generasi gres dan penerus bangsa yang mempunyai kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta bisa berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Untuk itu, perancangan kurikulum 2013 perlu memperhatikan kebutuhan siswa ketika ini dan di masa depan yang dinamis ditengah imbas globalisasi dan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia itu, misi dan orientasi kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan khusus biar siswa mempunyai kompetensi yang dibutuhkan bagi kehidupan masyarakat di masa sekarang dan di masa mendatang. Kompetensi yang dimaksud meliputi tiga kompetensi, yaitu: (1) menguasai pengetahuan; (2) mempunyai keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan; (3) menumbuhkan sikap spiritual dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan aksara siswa lebih lanjut. Mata pelajaran yang diajarkan secara tematik di SD adalah:
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) membentuk siswa menjadi insan yang mempunyai rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh 4 substansi inti kebangsaan yaitu (1) Pancasila, sebagai dasar negara; (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aturan dasar yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai bentuk simpulan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia; (4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud kesepakatan keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang utuh dan kohesif secara nasional. Pembelajaran PPKn dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran pribadi (direct teaching).
Mata pelajaran kewarganegaraan diarahkan untuk menyebarkan potensi penerima didik dalam bersikap sebagai warganegara termasuk keteguhan, komitmen, dan tanggung jawab. Sikap sebagai warganegara itu terbentuk dari pengetahuan kewarganegaraan yang yang dipraktikkan dengan berpartisipasi menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
2. Bahasa Indonesia
Ruang lingkup bahasa Indonesia di SD ialah memakai bahasa secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara verbal maupun tulis, menghargai dan gembira memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara dan menggunakannya dengan sempurna dan kreatif untuk banyak sekali tujuan. Selain itu,siswa di SD sanggup memakai bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,serta kematangan emosional dan sosial, memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus kecerdikan pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching).
Mata pelajaran Bahasa Indonesia memakai teks-teks dengan muatan atau berisi materi IPA dan IPS pada kelas I s.d III. Pemilihan teks-teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan memperhatikan karakteristik penerima didik, gampang dipahami, dan erat dengan kehidupan sehari-hari penerima didik (kontekstual). Penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk menawarkan kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun goresan pena secara efektif. Kemampuan berkomunikasi ini mensyaratkan penerima didik untuk mencari informasi di sekitarnya, melalui membaca buku, membaca koran, mendengarkan berita, menonton video, dan lainnya.
3. Matematika
Ruang Lingkup Matematika SD ada tiga yaitu bilangan (bilangan cacah, bulat, prima, pecahan, kelipatan dan faktor, pangkat dan akar sederhana), geometri dan pengukuran (bangun datar dan bangkit ruang, korelasi antar garis, pengukuran (berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, dan debit, letak dan koordinat suatu benda), serta statistika (menyajikan dan menafsirkan data tunggal) dalam penyeleaian problem kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika di SD diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu dari banyak sekali sumber, bisa merumuskan problem bukan hanya menuntaskan problem sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih siswa berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta bisa bekerja sama dan berkolaborasi dalam menuntaskan masalah. Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching).
Mata pelajaran Matematikapada kelas tinggi (kelas IV, V dan VI) dibelajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD meliputi enam lingkup sains yaitu kerja ilmiah dan keselamatan kerja, makhluk hidup dan sistem kehidupan (bagian badan insan dan perawatannya, makhluk hidup di sekitarnya, tumbuhan, hewan, dan manusia), energi dan perubahannya (gaya dan gerak, sumber energi, bunyi, cahaya, sumber daya alam, suhu dan kalor, rangkaian listrik dan magnet), materi dan perubahannya (ciri benda, penggolongan materi perubahan wujud), bumi dan alam semesta (rorasi dan revolusi bumi, cuaca dan musim, dan sistem tata surya), serta sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (dampak perubahan animo terhadap kegiatan sehari-hari, lingkungan dan kesehatan, dan sumber daya alam). Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI kelas I, II, dan III (kelas rendah) muatan sains diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan di Kelas IV, V, dan VI (kelas tinggi) Ilmu Alam menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi pembelajarannya menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran di SD dilakukan secara terpadu antar mata pelajaran yang diikat oleh tema tertentu. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjangproses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan aksara siswa lebih lanjut
5. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ruang lingkup materi IPS di Sekolah Dasar, diawali dari pengenalan lingkungan dan masyarakat terdekat, mulai kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. Antara satu wilayah dengan wilayah lainnya mempunyai koneksi. Lingkungan internasional di lingkup SD dibatasi pada pengenalan lingkungan ASEAN. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, bahagia membaca, mempunyai kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif. Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu sosial. Penguasaan keempat konten ini dilakukan dalam proses mencar ilmu yang terintegrasi melalui proses kajian terhadap konten pengetahuan.
Pada jenjang SD kelas I, II dan III muatan IPS diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan untuk kelas IV hingga kelas VI, IPS menjadi mata pelajaran tersendiri tetapi pembelajarannya dilakukan secara tematik terpadu dengan mata pelajaran lainnya. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan aksara siswa lebih lanjut
6. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Di SD pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya bersifat rekreatif melalui eksperimentasi, keberanian mengutarakan pendapat serta sanggup dilaksanakan secara terpadu maupun single subject. Terpadu dalam bentuk mencipta karya seni yang dikaitkan dengan pengetahuan lain dan rasionalisasi penciptaannya, di dalamnya memuat sikap (perilaku, apresiatif, toleransi dan bertanggung jawab penuh), keterampilan (bersifat fragmatis, aplicable, dan teknologis-sistemis), pengetahuan (kemampuan merekronstruksi dan mengungkapkan kembali pandangan gres dan gagasan secara sistematis).
Ruang lingkup SBdP di SD meliputi dinamika gerak, karya dekoratif, menampilkan teladan irama dan menciptakan karya dari materi alam, berkarya seni estetis melalui kegiatan apresiasi dan kreasi berupa gambar dongeng dan reklame, interval nada, tari kreasi daerah, menciptakan kolase, topeng dan patung dengan memperhatikan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
7. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
Pembelajaran banyak sekali acara di dalam PJOK pada satuan pendidikan SD diarahkan untuk mencapai kompetensi dalam penyempurnaan dan pemantapan teladan gerak dasar, pengembangan kebugaran jasmani serta teladan hidup sehat pada kelas rendah (kelas I-III) melalui banyak sekali permainan sederhana dan tradisional, acara senam, acara gerak berirama, acara air, dan materi kesehatan, sedangkan pada kelas tinggi (kelas IV-VI) pengembangan teladan gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik, pengembangan kebugaran jasmani serta teladan hidup sehat melalui permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak berirama, acara air, dan materi kesehatan.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Mata pelajaran PJOK pada kelas tinggi (kelas IV, V dan VI) dibelajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik terpadu mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pengembangan Silabus Tematik
Silabus tematik di SD dikembangkan memakai model jaring laba-laba (webbed). Pembelajaran terpadu model jaring laba-laba (webbed) dikembangkan dengan memadukan beberapa mata pelajaran yang diikat dalam suatu tema. Pengembangan silabus dilakukan merujuk silabus mata pelajaran, untuk Materi Pokok menyesuaikan dengan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Sedangkan Pembelajaran merupakan adonan Pembelajaran untuk satu tema/subtema untuk seluruh kompetensi dasar dari muatan mata pelajaran yang diikat dalam tema/subtema tersebut.
Karakteristik Mata Pelajaran di SD
Kurikulum 2013 mempunyai tujuan khusus untuk mempersiapkan generasi gres dan penerus bangsa yang mempunyai kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta bisa berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Untuk itu, perancangan kurikulum 2013 perlu memperhatikan kebutuhan siswa ketika ini dan di masa depan yang dinamis ditengah imbas globalisasi dan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia itu, misi dan orientasi kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan khusus biar siswa mempunyai kompetensi yang dibutuhkan bagi kehidupan masyarakat di masa sekarang dan di masa mendatang. Kompetensi yang dimaksud meliputi tiga kompetensi, yaitu: (1) menguasai pengetahuan; (2) mempunyai keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan; (3) menumbuhkan sikap spiritual dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan aksara siswa lebih lanjut. Mata pelajaran yang diajarkan secara tematik di SD adalah:
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) membentuk siswa menjadi insan yang mempunyai rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh 4 substansi inti kebangsaan yaitu (1) Pancasila, sebagai dasar negara; (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aturan dasar yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai bentuk simpulan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia; (4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud kesepakatan keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang utuh dan kohesif secara nasional. Pembelajaran PPKn dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran pribadi (direct teaching).
Mata pelajaran kewarganegaraan diarahkan untuk menyebarkan potensi penerima didik dalam bersikap sebagai warganegara termasuk keteguhan, komitmen, dan tanggung jawab. Sikap sebagai warganegara itu terbentuk dari pengetahuan kewarganegaraan yang yang dipraktikkan dengan berpartisipasi menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
2. Bahasa Indonesia
Ruang lingkup bahasa Indonesia di SD ialah memakai bahasa secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara verbal maupun tulis, menghargai dan gembira memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara dan menggunakannya dengan sempurna dan kreatif untuk banyak sekali tujuan. Selain itu,siswa di SD sanggup memakai bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,serta kematangan emosional dan sosial, memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus kecerdikan pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching).
Mata pelajaran Bahasa Indonesia memakai teks-teks dengan muatan atau berisi materi IPA dan IPS pada kelas I s.d III. Pemilihan teks-teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan memperhatikan karakteristik penerima didik, gampang dipahami, dan erat dengan kehidupan sehari-hari penerima didik (kontekstual). Penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk menawarkan kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun goresan pena secara efektif. Kemampuan berkomunikasi ini mensyaratkan penerima didik untuk mencari informasi di sekitarnya, melalui membaca buku, membaca koran, mendengarkan berita, menonton video, dan lainnya.
3. Matematika
Ruang Lingkup Matematika SD ada tiga yaitu bilangan (bilangan cacah, bulat, prima, pecahan, kelipatan dan faktor, pangkat dan akar sederhana), geometri dan pengukuran (bangun datar dan bangkit ruang, korelasi antar garis, pengukuran (berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, dan debit, letak dan koordinat suatu benda), serta statistika (menyajikan dan menafsirkan data tunggal) dalam penyeleaian problem kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika di SD diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu dari banyak sekali sumber, bisa merumuskan problem bukan hanya menuntaskan problem sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih siswa berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta bisa bekerja sama dan berkolaborasi dalam menuntaskan masalah. Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching).
Mata pelajaran Matematikapada kelas tinggi (kelas IV, V dan VI) dibelajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD meliputi enam lingkup sains yaitu kerja ilmiah dan keselamatan kerja, makhluk hidup dan sistem kehidupan (bagian badan insan dan perawatannya, makhluk hidup di sekitarnya, tumbuhan, hewan, dan manusia), energi dan perubahannya (gaya dan gerak, sumber energi, bunyi, cahaya, sumber daya alam, suhu dan kalor, rangkaian listrik dan magnet), materi dan perubahannya (ciri benda, penggolongan materi perubahan wujud), bumi dan alam semesta (rorasi dan revolusi bumi, cuaca dan musim, dan sistem tata surya), serta sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (dampak perubahan animo terhadap kegiatan sehari-hari, lingkungan dan kesehatan, dan sumber daya alam). Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI kelas I, II, dan III (kelas rendah) muatan sains diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan di Kelas IV, V, dan VI (kelas tinggi) Ilmu Alam menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi pembelajarannya menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran di SD dilakukan secara terpadu antar mata pelajaran yang diikat oleh tema tertentu. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjangproses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan aksara siswa lebih lanjut
5. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ruang lingkup materi IPS di Sekolah Dasar, diawali dari pengenalan lingkungan dan masyarakat terdekat, mulai kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. Antara satu wilayah dengan wilayah lainnya mempunyai koneksi. Lingkungan internasional di lingkup SD dibatasi pada pengenalan lingkungan ASEAN. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, bahagia membaca, mempunyai kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif. Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu sosial. Penguasaan keempat konten ini dilakukan dalam proses mencar ilmu yang terintegrasi melalui proses kajian terhadap konten pengetahuan.
Pada jenjang SD kelas I, II dan III muatan IPS diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan untuk kelas IV hingga kelas VI, IPS menjadi mata pelajaran tersendiri tetapi pembelajarannya dilakukan secara tematik terpadu dengan mata pelajaran lainnya. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan aksara siswa lebih lanjut
6. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Di SD pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya bersifat rekreatif melalui eksperimentasi, keberanian mengutarakan pendapat serta sanggup dilaksanakan secara terpadu maupun single subject. Terpadu dalam bentuk mencipta karya seni yang dikaitkan dengan pengetahuan lain dan rasionalisasi penciptaannya, di dalamnya memuat sikap (perilaku, apresiatif, toleransi dan bertanggung jawab penuh), keterampilan (bersifat fragmatis, aplicable, dan teknologis-sistemis), pengetahuan (kemampuan merekronstruksi dan mengungkapkan kembali pandangan gres dan gagasan secara sistematis).
Ruang lingkup SBdP di SD meliputi dinamika gerak, karya dekoratif, menampilkan teladan irama dan menciptakan karya dari materi alam, berkarya seni estetis melalui kegiatan apresiasi dan kreasi berupa gambar dongeng dan reklame, interval nada, tari kreasi daerah, menciptakan kolase, topeng dan patung dengan memperhatikan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
7. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
Pembelajaran banyak sekali acara di dalam PJOK pada satuan pendidikan SD diarahkan untuk mencapai kompetensi dalam penyempurnaan dan pemantapan teladan gerak dasar, pengembangan kebugaran jasmani serta teladan hidup sehat pada kelas rendah (kelas I-III) melalui banyak sekali permainan sederhana dan tradisional, acara senam, acara gerak berirama, acara air, dan materi kesehatan, sedangkan pada kelas tinggi (kelas IV-VI) pengembangan teladan gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik, pengembangan kebugaran jasmani serta teladan hidup sehat melalui permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak berirama, acara air, dan materi kesehatan.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Mata pelajaran PJOK pada kelas tinggi (kelas IV, V dan VI) dibelajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik terpadu mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Peserta didik mencari tahu, bukan diberi tahu.
- Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui tema yang paling erat dengan kehidupan penerima didik.
- Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar yang berkaitan dengan banyak sekali konsep, keterampilan dan sikap.
- Sumber mencar ilmu tidak terbatas pada buku.
- Siswa sanggup bekerja secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri maupun berkelompok sesuai dengan karakteristik kegiatan yang dilakukan.
- Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran biar sanggup mengakomodasi siswa yang mempunyai perbedaan tingkat kecerdasan, pengalaman, dan ketertarikan terhadap suatu topik.
- Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tidak sanggup dipadukan sanggup diajarkan tersendiri.
- Memberikan pengalaman pribadi kepada siswa(direct experiences) dari hal-hal yang kasatmata menuju ke abstrak.
- Pembelajaran tematik yang dirancang dalam silabus bukan merupakan urutan Pembelajaran, melainkan bentuk Pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar guru sanggup melaksanakan penyesuaikan.
Pengembangan Silabus Tematik
Silabus tematik di SD dikembangkan memakai model jaring laba-laba (webbed). Pembelajaran terpadu model jaring laba-laba (webbed) dikembangkan dengan memadukan beberapa mata pelajaran yang diikat dalam suatu tema. Pengembangan silabus dilakukan merujuk silabus mata pelajaran, untuk Materi Pokok menyesuaikan dengan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Sedangkan Pembelajaran merupakan adonan Pembelajaran untuk satu tema/subtema untuk seluruh kompetensi dasar dari muatan mata pelajaran yang diikat dalam tema/subtema tersebut.
Download Silabus Matematika, PJOK dan Tematik SD MI Kurikulum 2013 Revisi 2017
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Silabus Matematika, PJOK dan Tematik SD MI Kurikulum 2013 Revisi 2017 ini silahkan lihat preview salah satu file dan unduh file lainnya pada link di bawah ini:Silabus Matematika, PJOK dan Tematik SD MI Kurikulum 2013 Revisi 2017
Download File:
Model Silabus Matpel Matematika SD.doc
Model Silabus Matpel PJOK SD.docx
Model Silabus Tematik SD.docx
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Silabus Matematika, PJOK dan Tematik SD MI Kurikulum 2013 Revisi 2017. Semoga bisa bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Silabus Matematika, Pjok Dan Tematik Sd Mi Kurikulum 2013 Revisi 2017"