Mendikbud: Siswa Jangan Diberikan Pr Matematika
Berikut ini yakni isu mengenai Mendikbud: Siswa Jangan Diberikan PR Matematika. Berita ini kami kutip dari sumber laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang dipublish pada tanggal 7 September 2017. Inilah isu selengkapnya.
Mendikbud: Siswa Jangan Diberikan PR Matematika |
Mendikbud: Siswa Jangan Diberikan PR Matematika
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta guru semoga lebih kreatif menunjukkan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa dalam penerapan penguatan pendidikan abjad (PPK). Ia mengatakan, siswa jangan diberikan PR berupa matematika atau mata pelajaran lain, alasannya yakni kiprah ibarat itu cukup diselesaikan di sekolah, bukan di rumah. Sebaliknya, guru harus bisa menunjukkan PR yang berkaitan dengan nilai-nilai abjad prioritas dalam PPK.
"Dalam PPK, PR itu jangan Matematika. Kalau itu selesaikan saja di sekolah. PRnya apa? Misalnya untuk nilai abjad gotong royong, siswa dikasih PR berkunjung ke teman-temannya yang sakit, atau berkunjung ke panti asuhan, atau ikut kerja bakti di lingkungan rumah atau sekolah. Itulah PR dalam PPK. Ada nilai tolong-menolong dan rasa solidaritas. Sekolah atau guru harus inisiatif menunjukkan PR ibarat itu dalam PPK," ungkapnya ketika sosialisasi PPK kepada ratusan kepala sekolah dan pengawas sekolah SD dan Sekolah Menengan Atas se-Sumatra Utara, di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatra Utara, Medan, (4/9/2017).
Dalam PPK, nilai abjad prioritas yang dimaksud Mendikbud tersebut ada lima, yaitu religius, nasionalis, integritas, gotong royong, dan mandiri. Mendikbud juga mengimbau guru semoga bisa menanamkan perilaku toleransi antarumat beragama kepada siswa. Siswa juga harus bisa menghormati perbedaan, mengingat bangsa Indonesia yakni bangsa yang bermacam-macam atau majemuk.
Mendikbud juga meminta semoga lagu Indonesia Raya tiga stanza dinyanyikan dalam setiap upacara bendera di sekolah. Menurutnya, lagu Indonesia Raya tiga stanza sanggup memperkuat rasa nasionalisme anak Indonesia. "Dalam membangun abjad anak, salah satunya bisa dengan membiasakan upacara bendera dengan lagu Indonesia Raya tiga stanza, itu menanamkan rasa nasionalisme," tuturnya.
Ia menuturkan, penerapan PPK di sekolah harus memakai metode "School Based Management", atau Manajemen Berbasis Sekolah. Menurutnya, Manajemen Berbasis Sekolah akan memperkuat ekosistem pendidikan alasannya yakni sekolah akan menjadi sentral atau pusat, sedangkan lingkungan sekitar dijadikan sumber-sumber berguru (learning resources).
"Semua kegiatan berguru siswa, baik yang berada di sekolah, masyarakat, maupun di keluarga harus dimanajemeni oleh sekolah. Makara sekolah dihentikan lagi tidak bertanggung jawab atas semua kegiatan siswa," tegasnya. Ia menambahkan, salah satu kiprah sekolah yakni mengarahkan belum dewasa dalam penerapan PPK di luar sekolah sebagai bab dari kegiatan berguru mengajar. Mendikbud juga meminta kepala sekolah supaya bisa mengedukasi lingkungan sekolahnya, dan melihat potensi apa saja yang ada di lingkungan sekolah yang bisa menjadi sumber berguru siswa. (Desliana Maulipaksi)
Sumber: https://www.kemdikbud.go.id
"Dalam PPK, PR itu jangan Matematika. Kalau itu selesaikan saja di sekolah. PRnya apa? Misalnya untuk nilai abjad gotong royong, siswa dikasih PR berkunjung ke teman-temannya yang sakit, atau berkunjung ke panti asuhan, atau ikut kerja bakti di lingkungan rumah atau sekolah. Itulah PR dalam PPK. Ada nilai tolong-menolong dan rasa solidaritas. Sekolah atau guru harus inisiatif menunjukkan PR ibarat itu dalam PPK," ungkapnya ketika sosialisasi PPK kepada ratusan kepala sekolah dan pengawas sekolah SD dan Sekolah Menengan Atas se-Sumatra Utara, di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatra Utara, Medan, (4/9/2017).
Dalam PPK, nilai abjad prioritas yang dimaksud Mendikbud tersebut ada lima, yaitu religius, nasionalis, integritas, gotong royong, dan mandiri. Mendikbud juga mengimbau guru semoga bisa menanamkan perilaku toleransi antarumat beragama kepada siswa. Siswa juga harus bisa menghormati perbedaan, mengingat bangsa Indonesia yakni bangsa yang bermacam-macam atau majemuk.
Mendikbud juga meminta semoga lagu Indonesia Raya tiga stanza dinyanyikan dalam setiap upacara bendera di sekolah. Menurutnya, lagu Indonesia Raya tiga stanza sanggup memperkuat rasa nasionalisme anak Indonesia. "Dalam membangun abjad anak, salah satunya bisa dengan membiasakan upacara bendera dengan lagu Indonesia Raya tiga stanza, itu menanamkan rasa nasionalisme," tuturnya.
Ia menuturkan, penerapan PPK di sekolah harus memakai metode "School Based Management", atau Manajemen Berbasis Sekolah. Menurutnya, Manajemen Berbasis Sekolah akan memperkuat ekosistem pendidikan alasannya yakni sekolah akan menjadi sentral atau pusat, sedangkan lingkungan sekitar dijadikan sumber-sumber berguru (learning resources).
"Semua kegiatan berguru siswa, baik yang berada di sekolah, masyarakat, maupun di keluarga harus dimanajemeni oleh sekolah. Makara sekolah dihentikan lagi tidak bertanggung jawab atas semua kegiatan siswa," tegasnya. Ia menambahkan, salah satu kiprah sekolah yakni mengarahkan belum dewasa dalam penerapan PPK di luar sekolah sebagai bab dari kegiatan berguru mengajar. Mendikbud juga meminta kepala sekolah supaya bisa mengedukasi lingkungan sekolahnya, dan melihat potensi apa saja yang ada di lingkungan sekolah yang bisa menjadi sumber berguru siswa. (Desliana Maulipaksi)
Sumber: https://www.kemdikbud.go.id
Demikian yang bisa kami sampaikan isu mengenai Mendikbud: Siswa Jangan Diberikan PR Matematika. Semoga bisa bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Mendikbud: Siswa Jangan Diberikan Pr Matematika"