Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Smk Seni Teater

Berikut ini yaitu berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater Jilid 1 2. Download file PDF.

 Berikut ini yaitu berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater Jilid  Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater
Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater

Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater

Berikut ini kutipan teks/keterangan mengenai Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater:

Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater ini diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

Buku teks pelajaran Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater ini telah melalui proses evaluasi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk Sekolah Menengah kejuruan dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk dipakai dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Penahapan proses pembelajaran kemudian menjadi satu hal yang wajib dipertimbangkan. Oleh lantaran itulah, buku ini dimulai dengan membahas seni teater secara umum. Pengetahuan umum ihwal apa sebetulnya teater menjadi sangat penting lantaran problematika pemahaman antara drama dan teater masih rancu. Drama yang sedari dulu telah diajarkan sebagai karya sastra masih meninggalkan jejak yang berpengaruh sehingga model pembelajaran seni teater di sekolah masih bersifat analitik. Ketergantungan kelas pada ketersediaan naskah drama menjadi beban tersendiri. Akhirnya, proses pembelajaran hanya sekedar mempraktekkan naskah drama tersebut.

Sesungguhnya seni teater sanggup berbicara lebih luas daripada drama. Penggunaan kata “teater” dengan sendirinya telah mengarahkan kelas pada praktek pementasan. Segala hal yang menyangkut dan dibutuhkan dalam pementasan dibicarakan, termasuk di dalamnya yaitu drama.

Sejarah panjang seni teater dipercayai keberadaannya semenjak insan mulai melaksanakan interaksi satu sama lain. Interaksi itu juga berlangsung bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap alam semesta. Dengan demikian, pemaknaan-pemaknaan teater tidak jauh berada dalam hubungan interaksi dan tafsiran-tafsiran antara insan dan alam semesta. Selain itu, sejarah seni teater pun diyakini berasal dari usaha-usaha perburuan insan primitif dalam mempertahankan kehidupan mereka. Pada perburuan ini, mereka menirukan sikap hewan buruannya. Setelah tamat melaksanakan perburuan, mereka mengadakan ritual atau upacara-upacara sebagai bentuk “rasa syukur” mereka, dan “penghormatan” terhadap Sang Pencipta semesta. Ada juga yang menyebutkan sejarah teater dimulai dari Mesir pada 4000 SM dengan upacara pemujaan yang kuasa Dionisus. Tata cara upacara ini kemudian dibakukan serta difestivalkan pada suatu daerah untuk dipertunjukkan serta dihadiri oleh insan yang lain.

The Theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang berarti seeing place atau daerah menyaksikan atau daerah dimana bintang film mementaskan lakon dan orang-orang menontonnya. Sedangkan istilah teater atau dalam bahasa Inggrisnya theatre mengacu kepada kegiatan melaksanakan kegiatan dalam seni pertunjukan, kelompok yang melaksanakan kegiatan itu dan seni pertunjukan itu sendiri. Namun demikian, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata Yunani Kuno, Draomai yang berarti bertindak atau berbuat dan Drame yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka ihwal kehidupan kelas menengah atau dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu persoalan yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika. Kata drama juga dianggap telah ada semenjak masa Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum masa Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata teater dan drama bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama ’lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra.

Terlepas dari sejarah dan asal kata yang melatarbelakanginya, seni teater merupakan suatu karya seni yang rumit dan kompleks, sehingga sering disebut dengan collective art atau synthetic art artinya teater merupakan sintesa dari aneka macam disiplin seni yang melibatkan aneka macam macam keahlian dan keterampilan. Seni teater menggabungkan unsur-unsur audio, visual, dan kinestetik (gerak) yang meliputi bunyi, suara, musik, gerak serta seni rupa. Seni teater merupakan suatu kesatuan seni yang diciptakan oleh penulis lakon, sutradara, pemain (pemeran), penata artistik, pekerja teknik, dan diproduksi oleh sekelompok orang produksi. Sebagai seni kolektif, seni teater dilakukan tolong-menolong yang mengharuskan semuanya sejalan dan seirama serta perlu harmonisasi dari keseluruhan tim.

Pertunjukan ini merupakan proses seseorang atau sekelompok insan dalam rangka mencapai tujuan artistik secara bersama. Dalam proses produksi artistik ini, ada sekelompok orang yang mengkoordinasikan kegiatan (tim produksi). Kelompok ini yang menggerakkan dan menyediakan fasilitas, teknik penggarapan, latihan- latihan, dan alat-alat guna pencapaian ekspresi bersama. Hasil dari proses ini sanggup dinikmati oleh penyelenggara dan penonton. Bagi penyelenggara, hasil dari proses tersebut merupakan suatu kepuasan tersendiri, sebagai ekspresi estetis, pengembangan profesi dan penyaluran kreativitas, sedangkan bagi penonton, diharapkan sanggup diperoleh pengalaman batin atau perasaan atau juga bisa sebagai media pembelajaran.

Melihat permasalahan di dalam teater yang begitu kompleks, maka penulis mencoba menciptakan sebuah paparan pengetahuan teater dari aneka macam unsur. Paparan ini dimulai dari Bab I Pengetahuan Teater yang berisi ihwal definisi teater baik secara keseluruhan maupun secara detail, sejarah singkat perkembangan teater baik sejarah singkat teater Eropa maupun sejarah singkat teater Indonesia, dan unsur-unsur pembentuk teater. Bab ini sangat penting lantaran untuk mendasari pemikiran dan pengetahuan ihwal seni teater.

Bab II Lakon yang berisi ihwal tipe-tipe lakon, tema, plot, struktur dramatik lakon, setting, dan penokohan. Dalam cuilan ini pembahasan lebih banyak pada analisis elemen lakon sebagai persiapan produksi seni teater. Sesederhana apa pun sebuah naskah lakon, dibutuhkan sebagai pedoman pengembangan laris di atas pentas. Pemilihan lakon yang akan disajikan dalam pementasan merupakan kiprah yang sangat penting. Tidak sembarang lakon akan sesuai dan baik jikalau dipentaskan. Sulitnya kiprah ini disebabkan oleh lantaran setiap kelompok teater mempunyai ciri khas masing-masing. Sebuah lakon yang dipentaskan dengan baik oleh satu kelompok teater, belum tentu akan menjadi baik pula jikalau dipentaskan oleh kelompok lainnya.

Bab III Penyutradaraan yang berisi ihwal penentuan lakon yang akan dipentaskan, analisis lakon secara menyeluruh hingga hingga tahap konsep pementasan, menentukan bentuk pementasan, menentukan pemain, menciptakan rancangan blocking, serta latihan-latihan hingga gladi bersih. Kerja penyutradaan dalam sebuah pementasan merupakan kerja perancangan. Seorang sutradara harus bisa memberi motivasi dan semangat kebersamaan dalam kelompok untuk menyatukan visi dan misi pementasan antar mereka yang terlibat. Kerja penyutradaraan merupakan kegiatan perancangan panggung sanggup berupa penciptaan estetika panggung maupun ekspresi eksperimental.


Bab IV Pemeranan yang berisi ihwal persiapan seorang pemeran dalam sebuah pementasan seni teater. Persiapan tersebut meliputi persiapan olah tubuh, olah suara, penghayatan huruf serta teknik-teknik pemeranan. Persiapan seorang pemeran dianggap penting lantaran pemeran yaitu seorang seniman yang mengekspresikan dirinya sesuai dengan tuntutan gres dan harus mempunyai kemampuan untuk menjadi ’orang baru’. Pemeran didefinisikan pula sebagai tulang punggung pementasan, lantaran dengan pemeran yang baik, tepat, dan berpengalaman akan menghasilkan pementasan yang bermutu. Pementasan bermutu yaitu pementasan yang secara ideal bisa menterjemahkan isi naskah. Walaupun di lain pihak masih ada sutradara yang akan melatih dan mengarahkan pemeran sebelum pentas, tetapi sesudah di atas panggung tanggungjawab itu sepenuhnya milik pemeran.

Bab V Tata Artistik yang berisi ihwal teori dan praktek tata artistik yang meliputi; tata rias, tata busana, tata cahaya, tata panggung, dan tata suara. Sebagai komponen pendukung pokok, keberadaan tata artistik dalam pementasan teater sangatlah vital. Tanpa pengetahuan dasar artistik seorang sutradara atau pemain teater tidak akan bisa menampilkan kemampuannya dengan baik. Persesuaian dengan tata artistik yang menghasilkan wujud faktual keindahan tampilan di atas pentas yaitu pilihan wajib bagi para pelaku seni teater.

Bahasan yang penulis pilih dalam setiap cuilan merupakan pengetahuan dan praktek fundamental proses penciptaan seni teater. Artinya, sebuah pertunjukan teater yang berlangsung di atas panggung membutuhkan proses garap yang usang mulai dari (penentuan) lakon, penyutradaraan, pemeranan, dan proses penataan artistik. Dalam setiap tahapan proses ini melibatkan banyak orang (pendukung) dari aneka macam bidang sehingga dengan memahami kiprah dan tanggung jawab masing-masing maka kerja penciptaan teater akan padu. Kualitas kerja setiap bidang akan menjadi serasi jikalau masing- masing sanggup bekerja secara bersama dan bekerja bersama akan berhasil dengan baik jikalau semua elemen memahami kiprah dan tanggung jawabnya. Itulah inti dari proes penciptaan seni teater, “kerja sama”.

Penulisan buku Seni Teater pada umumnya bersifat konsep atau teori dramaturgi yang lebih menekankan pada kerja analisis. Dalam satu bahasan, buku teater tidak pernah berbicara secara menyeluruh sehingga seseorang yang ingin berguru ihwal seni teater harus mencari beberapa buku. Hal ini disebabkan lantaran memang bidang dalam teater telah terkotak-kotak dan menjadi spesifik. Sebetulnya yang demikian ini tidak menjadi masalah. Tetapi saat capaian yang dinginkan masing-masing bidang berbeda – lantaran taste (rasa) dan pengalaman penulisnya memang berbeda - maka tujuan dasar seni teater untuk mencipatkan satu kolaborasi yang padu antarbidang dalam satu keutuhan karya menjadi rancu. Tidak menjadi persoalan saat pembaca yaitu seorang yang telah memahami atau bergelut dalam bidang teater dalam kurun waktu yang lama. Namun menjadi persoalan besar saat pembaca tersebut yaitu orang awam yang ingin berguru teater dari awal.

Beranjak dari pemikiran di atas maka penulisan buku ini dimulai dari pengetahuan umum ihwal seni teater. Pola penulisan pada pengetahuan umum meliputi definisi dan sejarah teater baik di Barat maupun Indonesia. Bahasan ini akan menawarkan pemahaman ihwal imbas teater barat ke Indonesia dan seni teater Indonesia apa saja yang menerima imbas darinya. Keterangan ini akan menepis dikotomi teater modern dan tradisi yang masing-masing saling mempertahankan diri dan sulit bekerja sama. Dengan memahami unsur-unsur dasar pembentuk teater dan jalinan kerja di antaranya maka segala perbedaan yang terdapat dalam ragam jenis teater sanggup dikomunikasikan. Bila mungkin dipadukan untuk melahirkan satu karya gres yang mempunyai dasar atau referensi. Dengan demikian, pengetahuan umum seni teater sangat diperlukan.

Selanjutnya pada bahasan berikut, konsep penulisan mengarah pada praktek kerja bidang bahasan. Tidak serta merta tetapi kerangka pengetahuan dasar tetap diberikan. Beranjak dari pengetahuan tersebut, kemudian tahapan-tahapan proses dilakukan. Pokok bahasan dimulai dari unsur pokok pembentuk teater ibarat lakon, penyutradaraan, pemeranan. Kemudian setelahnya yaitu unsur pendukung yang terangkum dalam tata artistik.

Kedudukan lakon didahulukan lantaran dalam teater modern materi dasar komunikasi atau materi utama karya seni teater yaitu lakon atau naskah cerita. Tanpa dongeng maka teater tidak bisa diwujudkan. Detil elemen lakon dibahas untuk menawarkan citra yang terperinci bagi pembaca sehingga proses analisa yang dikerjakan menjadi lebih mudah. Bahkan dengan mempelajari elemen pembentuk lakon, pembaca sanggup merancang lakonnya sendiri. Proses penjelajahan lakon masih terus dilanjutkan pada bahasan penyutradaraan. Pemahaman atas lakon yang akan dipentaskan yaitu modal utama seorang sutradara dalam menggarap pertunjukan teater.

Bahasan penyutradaraan meliputi teknik pengaturan pemain di atas panggung. Semua digambarkan secara ringkas dengan bahasa yang gampang dan disertai gambar. Semua pokok bahasan berikutnya dibentuk dengan rujukan yang sama. Pendekatpan mudah coba diungkap melalui goresan pena ini sehingga setiap bidang sanggup dipelajari dengan mudah. Tugas berikutnya bagi pembaca sesudah membaca buku ini yaitu mengkorelasikan unsur satu dengan unsur yang lain untuk disatukan dalam satu karya seni teater.

Semua bidang bahasan sanggup diterapkan untuk meningkatkan kompetensi bersangkutan. Bahasan pemeranan membicarakan teknik- teknik keaktoran mulai dari teknik dasar hingga pendalaman karakter. Satu hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang calon aktor. Demikia juga dengan bidang tata artistik yang membicarakan semua cabang artistik sebagai unsur pendukung pertunjukan teater. Secara faktual di lapangan, kerja tata artsitik terkadang mempunyai kans yang lebih baik daripada bidang lain di teater. Kemampuannya untuk menawarkan jasa bagi sebuah pertunjukan atau entertaimen menciptakan bidang tata artistik menarik untuk digeluti. Demikian pula dalam buku ini, bahasan tata artistik coba dijelaskan secara menarik sehingga pembaca merasa tertantang untuk lebih mendalami bidang tersebut. Intinya semua pokok bahasan dalam buku ini ditulis dengan bahasa yang gampang serta memakai pendekatan yang menarik. Tentu saja, hal-hal teknis dan mudah lebih banyak dibanding teori. Kerja teater sebetulnya yaitu di studio dan panggung. Oleh lantaran itu, pembacaan buku menjadi kurang berkhasiat jikalau tidak diimbangi dengan aplikasi. Jadi, baca, belajar, dan kerja.

    Download Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater ini silahkan lihat preview salah satu buku dan unduh buku lainnya pada link di bawah ini:

    Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater



    Download File:
    Sumber: http://psmk.kemdikbud.go.id

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni Teater. Semoga bisa bermanfaat.

    Posting Komentar untuk "Buku Smk Seni Teater"