Panduan Simpel Smk Fullday
Berikut ini yakni berkas Buku Panduan Mudah Sekolah Menengah kejuruan Fullday. Download file format PDF. Berkas ini ditujukan sebagai rujukan untuk Guru, Kepala Sekolah dan lain-lain di SMK.
Panduan Mudah Sekolah Menengah kejuruan Fullday
Berikut ini kutipan keterangan dari isi Panduan Mudah Sekolah Menengah kejuruan Fullday:
Panduan disusun untuk memperlihatkan akomodasi bagi Sekolah Menengah kejuruan untuk langkah membuatkan diri dari Sekolah Menengah kejuruan regular biasa menjadi Sekolah Menengah kejuruan dengan muatan lebih besar guna menjamin lulusan terserap di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Keberterimaan (employability) lulusan Sekolah Menengah kejuruan hingga ketika ini masih menjadi permasalahan besar bagi dunia pendidikan. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus terus berupaya mengambil langkah strategis untuk menjawab permasalahan ini. Panduan ini sangat ringkas dan praktis. Untuk mempertajam pelaksanaan kegiatan sanggup dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
Sekolah Menengah kejuruan sistem fullday disusun bukan saja untuk menambah jam berguru siswa di Sekolah Menengah kejuruan tetapi dirancang untuk lebih pada kebutuhan dan tuntutan pengguna lulusan SMK. Kebekerjaan (employability) siswa Sekolah Menengah kejuruan yakni muara dari semua proses penyelenggaraan Sekolah Menengah kejuruan dengan segenap daya dukung yang harus disiapkan. Penajaman arah lulusan Sekolah Menengah kejuruan untuk siap bekerja yakni mengembalikan filosofi dasar berdirinya pendidikan kejuruan.
Dalam buku panduan ini ada 3 ranah yang akan dijadikan tujuan Sekolah Menengah kejuruan sistem fullday. Ranah pengetahuan, lulusan Sekolah Menengah kejuruan bukan saja mencapai level mengevaluasi tetapi hingga pada level mencipta produk. Pada ranah keterampilan level kompetensi lulusannya mencapai level kompeten yang lebih tajam dan dan dalam. Dari dua ranah itu diharapkan sikap lulusannya menjadi lebih unggul, siap kekerja, disiplin tinggi dan mandiri. Sehingga buku ini terdiri atas panduan penguatan kualifikasi kompetensi, panduan kompetensi penunjang karir dan bagaimana mengoptimalkan daya dukung institusi sekolah. Kepada kepala sekolah Sekolah Menengah kejuruan silahkan sanggup diterapkan buku ini di sekolah masing-masing tentu dengan menyesuaikan kebutuhan dan kekuatan yang ada.
FULLDAY SCHOOL DAN EMPLOTABILITY SKILLS
FULLDAY SCHOOL
Program fullday school pada hakekatnya tidak hanya upaya menambah waktu dan memperbanyak materi pelajaran saja, namun untuk mengkondisikan siswa semoga mempunyai adaptasi hidup yang baik serta training kejiwaan, mental dan moral anak. Oleh alasannya yakni itu sekolah dengan sistem ini harus dilengkapi dengan aktivitas rekreatif dalam pembelajaran semoga tidak timbul kebosanan dalam menempuh studinya. Secara de facto banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia yang sudah menerapkan sistem fullday school. Penerapan sistem ini didasarkan pada kebutuhan capaian pembelajaran di setiap kompetensi. Sekolah Menengah kejuruan sistem fullday sanggup dilihat pada hampir semua pembelajaran kejuruan terutama praktik sudah memakai sistem blok atau semi blok. Selain itu pembelajaran di Sekolah Menengah kejuruan dilaksanakan di dalam dan atau di luar sekolah dalam hal ini Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta pembelajaran dilakukan di dalam jam formal di luar jam formal. Bahkan di beberapa sekolah ada yang harus masuk malam alasannya yakni menyesuaikan dengan sikap praktik yang dibutuhkan, contohnya praktik pemijahan benih ikan harus dilakukan pada malam hari. Ada beberapa definisi wacana fullday school. Menurut Baharudin (2009:231) fullday school mempunyai beberapa keunggulan yaitu siswa akan mendapat pendidikan umum dan pendidikan keIslaman serta sanggup membuatkan potensi siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler. Hasan (2006:111) menegaskan fullday school bertujuan untuk membuatkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan lebih seimbang. Sedangkan berdasarkan Nur Asni Alfiana Alfiah (2014) menjelaskan sekolah model fullday school sanggup meningkatkan kecerdasan emosional dan tingkat penyesuaian sosial. Sementara itu Budi Winarni (2015) menengarahi adanya imbas antara penerapan fullday school terhadap kedisiplinan siswa. Dari beberapa definisi di atas sanggup disimpulkan bahwa fullday school yakni model sekolah yang menerapkan pendidikan yang sanggup membuatkan seluruh potensi siswa dan meningkatkan kecerdasan emosional dan tingkat penyesuaian sosial yang dilakukan sehari penuh.
EMPLOYABILITY SKILLS
Secara sederhana employability skills yakni ketrampilan yang sanggup dipakai untuk bekerja atau istilah populernya yakni kebekerjaan. Menurut Goodwin (2012: 3) employability skill meliputi: non-technical skills, including generic skills, essential skills, soft skills, key competencies, transferable skills, enterprise skills and general capabilities. Employability skill diperoleh pada ketika seseorang mengikuti pembelajaran. Ketrampilan non teknik (non-technical skills) bukan saja ketrampilan yang berafiliasi dengan kemampuan bekerja secara langsung, tetapi kemampuan yang secara luas yang berafiliasi dengan kemasyarkatan, menyerupai kewarganegaraan dan budpekerti berperilaku. Kompetensi kunci (key competencies) yakni kompetensi yang berkaitan dengan jenis pekerjaan. Sedangkan transferable skills yakni ketrampilan mentranfer jikalau ditempat pekerjaan ada perkembangan/perubahan ketrampilan kunci. Seseorang yang mempunyai employability skill yang baik akan mempunyai kinerja yang baik pula.
Goodwin (2012: 3) menciptakan kerangka kerja yang menghubungkan antara employability skills, technical skills, dan ketrampilan inti dalam berbahasa dan berhitung dikaitkan dengan kinerja. Kerangka kerja tersebut memperlihatkan bahwa kinerja sangat ditentukan oleh ketrampilan bekerja, ketrampilan teknik, ketrampilan berbahasa dan berhitung. Employability skills yakni suatu ketrampilan yang memungkinkan seseorang untuk mendapat pekerjaan atau untuk sanggup tetap bekerja, mencakup ketrampilan personal, ketrampilan interpersonal, sikap kebiasaan, dan sikap (Lankard, 1990). Employability skills juga dimaknai sebagai sekumpulan ketrampilan non-teknis yang bersifat sanggup ditransfer yang diharapkan untuk memasuki dunia kerja, untuk tetap bertahan dan membuatkan karir di daerah kerja, ataupun untuk pengembangan karir di daerah kerja gres (Yorke, 2006). Dari beberapa pendapat diatas, employability skills sanggup disimpulkan sebagai ketrampilan teknis dan non teknis yang sanggup dipakai untuk bekerja.
MENUJU Sekolah Menengah kejuruan SISTEM FULLDAY
Sekolah Menengah kejuruan sistem fullday tidak lain bertujuan untuk mencapai tingkat employability skills siswa yang tinggi. Tujuan ini sangat penting alasannya yakni mengfokuskan lulusan Sekolah Menengah kejuruan yang siap bekerja, baik untuk dirinya maupun orang lain, yakni dekat kaitannya dengan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah. Menambah atau bahkan mengaburkan dengan tujuan lain bisa jadi akan memperburuk gambaran Sekolah Menengah kejuruan bahkan menurunkan kualitas lulusannya. Secara gampang bagaimana Sekolah Menengah kejuruan sistem fullday bekerja yakni menyerupai yang gambar di bawah ini.
SMK Sistem Fullday |
Gambar di atas memperlihatkan bahwa Sekolah Menengah kejuruan sistem fullday mempunyai konsekuensi yang sangat luas. Pencapaian pengetahuan dan ketrampilan serta sikap siswa harus mempunyai nilai lebih dari Sekolah Menengah kejuruan sistem reguler. Pengetahuan yang dicapai harus hingga pada tahap mencipta, sementara ranah keterampilan Sekolah Menengah kejuruan sistem fullday harus mencapai level kompetensi yang lebih berpengaruh dan tajam. Demikian juga sikap siswa yang dihasilkan yakni lebih baik dari Sekolah Menengah kejuruan lainnya. Guna menjamin ketercapaian employability skills siswa yang tinggi, Sekolah Menengah kejuruan harus mempunyai santunan berpengaruh dari dalam maupun luar institusi. Dari internal sekolah penguatan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) sudah harus mempunyai kelebihan dan keunggulan. Dari eksternal sekolah mencakup DUDI sebagai kawan wajib, asosiasi profesi dan LSP sebagai tolok ukur ketercapaian setiap kompetensi siswa menjadi sangat penting. Ketercapaian proses kualitas pelatian sanggup terlihat dari berjalannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) minimal 6 bulan, magang minimal 8 bulan (khusus untuk Sekolah Menengah kejuruan 4 tahun) dengan baik, berjalannya Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center hingga menghasilkan profit. Berdasarkan kebutuhan DUDI lulusan Sekolah Menengah kejuruan selain dibutuhkan kualifikasi minimal tamatan, tetapi juga dituntut mempunyai kemampuan pengembangan karir sebagai pekerja. Kualifikasi minimal tamatan, sekolah sanggup dilakukan dengan dengan penajaman kompetensi, pengelolaan Usaha Produk Kreatif, Revitalisasi Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center, menumbuhkan Gerakan Budi Pekerti,Gerakan Literasi Sekolah, Sinkronisasi Kurikulum DUDI dan sekolah, Uji kompetensi dan sertifikasi minimal LSP P 1, Praktek Kerja Lapangan (PKL) 6 bulan, Magang 8 bulan (SMK 4 th) dan menguasai bahasa internasional selain English. Sementara pengembangan karir siswa, sekolah sanggup melaksanakan pramuka yang mendukung kompetensi siswa, Sekolah Menengah kejuruan ber-KAIZEN, membuatkan ketarunaan/ke-smapta- an, mengadakan kegiatan Achievement Motivation Training, pengembangan karir pakai model Adversity Quotient, Sekolah Menengah kejuruan siaga tragedi dan kegiatan Safety Health Environmental (SHE).
Download Panduan Mudah Sekolah Menengah kejuruan Fullday
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Panduan Mudah Sekolah Menengah kejuruan Fullday ini silahkan lihat pada file preview atau download file di bawah ini:Panduan Mudah Sekolah Menengah kejuruan Fullday
Download File:
PANDUAN FULL DAY SMK.pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Panduan Mudah Sekolah Menengah kejuruan Fullday. Semoga bisa bermanfaat.
Sumber: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan - Kemdikbud
Posting Komentar untuk "Panduan Simpel Smk Fullday"