Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana Smp
Berikut ini yakni berkas buku Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana SMP. Diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana SMP |
Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana SMP
Berikut ini kutipan keterangan dari isi buku Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana SMP:
Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana dimaksudkan untuk mendukung pemberlakuan Kurikulum 2013 di semua SMP di Seluruh wilayah Indonesia.
Panduan ini terdiri atas empat bab. Bab I Pendahuluan, Bab II Media Pembelajaran Sederhana, Bab III penerapan Media Pembelajaran Sederhana, dan Bab IV Penutup. Daftar Isi selengkapnya:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Dasar Hukum
BAB II MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA
A. Pengertian
B. Jenis-jenis Media Pembelajaran Sederhana
C. Manfaat Media Pembelajaran Sederhana
D. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran Sederhana
E. Pemilihan Media Pembelajaran Sederhana
F. Langkah-Langkah Pembuatan Media Sederhana
BAB III PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA
A. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
B. Ilmu Pengetahuan Sosial
C. Bahasa Indonesia
D. Ilmu Pengetahuan Alam
E. Matematika
F. Bahasa Inggris
G. Pelajaran Seni Budaya
H. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
I. Pelajaran Prakarya
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis Kebutuhan Media Mata Pelajaran
Tabel 2 Data Pengamatan Fisiko Kimia Air
Tabel 3 Data Pengamatan Tingkah Laku Ikan
Latar Belakang
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia biar mempunyai kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta bisa berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Guru menjadi ujung tombak dalam implementasi kurikulum 2013.
Guru yakni profesi yang menuntut kreativitas, keahlian, dan keteladanan bagi penerima didik. Seorang guru harus menguasai materi, dan memberikan materi, serta bisa mengelola kelas. Guru juga harus bisa membuatkan dan memakai media biar pembelajaran menjadi lebih efektif. Penggunaan media dalam pembelajaran akan mempermudah penerima didik dalam menguasai materi secara optimal sesuai yang diharapkan.
Terdapat aneka macam jenis media pembelajaran yang sanggup digunakan oleh guru, antara lain: media cetak/teks; media pameran/display; media audio; gambar bergerak/motion pictures; multimedia; media berbasis web atau internet. Dilihat dari aspek kompleksitasnya, media sanggup berbentuk sederhana, yang sanggup dibentuk oleh guru secara manual, tanpa memakai pemberian sarana yang canggih/mahal. Banyak sekolah yang tidak mempunyai media pembelajaran yang relatif canggih dan mahal, menyerupai gambar bergerak, multimedia dan media berbasis web. Di samping itu, dalam setiap mata pelajaran terdapat cukup banyak kompetensi dasar yang belum tersedia media pembelajarannya.
Sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, dan mengatasi keterbatasan media pembelajaran, guru dituntut kreativitasnya untuk membuatkan media pembelajaran, terutama mediapembelajaran sederhana. Berkaitan dengan hal tersebut, dipandang perlu adanya sebuah panduan yang sanggup dijadikan pegangan sekaligus dorongan bagi guru untuk menciptakan dan memanfaatkan media yang terjangkau oleh guru, terutama media yang sanggup diperoleh dengan gampang dari lingkungan sekitar, yang di kenal sebagai media sederhana. Penulisan panduan media sederhana ini dilakukan dengan impian sanggup membantu guru menemukan aneka macam pola dan mendapat ide untuk menciptakan media pembelajaran lainnya.
Buku panduan ini terdiri atas empat bab. Bab I Pendahuluan berisikan latar belakang perlunya panduan pengembangan media pembelajaran sederhana, tujuan, sasaran, dan dasar aturan disusunnya panduan pengembangan media pembelajaran sederhana. Bab II Media Pembelajaran Sederhana memuat pengertian, jenis-jenis, manfaat, prinsip-prinsip, pemilihan, dan langkah-langkah pembuatan media. Bab III, Penerapan Media Pembelajaran Sederhana, menyajikan contoh-contoh pembuatan dan penggunaan media sederhana untuk sembilan mata pelajaran, dan Bab IV Penutup.
Tujuan
Buku panduan pengembangan media pembelajaran sederhana ini diharapkan sanggup menjadi pegangan, sekaligus dorongan bagi guru untuk menciptakan dan memanfaatkan media sederhana yang terjangkau dan sanggup digunakan oleh guru.
Sasaran
Buku panduan ini diperuntukkan bagi:
- Guru SMP sebagai pengembang dan pengguna media pembelajaran sederhana dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
- Kepala sekolah SMP
- Pengawas SMP
- Pihak lain yang terkait
Dasar Hukum
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 yang menyatakan bahwa guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang menyatakan bahwa guru harus bisa memakai media pembelajaran dan sumber mencar ilmu yang relevan dengan karakteristik penerima didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
- Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2007 perihal Standar Sarana dan Prasarana untuk SD, SMP, dan SMA.
- Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 perihal Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 perihal Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2014 perihal Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
- Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 perihal Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan;
- Peraturan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5496/C/KR/2014 dan Nomor 7915/D/KP/2014 Tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pada Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
- Permendikbud No. 23 Tahun 2015 perihal Penumbuhan Budi Pekerti;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Media Pembelajaran Sederhana
Media pembelajaran mempunyai peranan sangat penting dalam acara mencar ilmu mengajar. Media merupakan sarana atau alat komunikasi dalam pembelajaran. Pendidik seharusnya menguasai bagaimana cara memutuskan media pembelajaran, menentukan dan atau menciptakan media, serta memanfaatkannya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru ketika akan memakai media dalam proses pembelajaran. Berbagai kendala tersebut antara lain anggaran sekolah relatif rendah untuk keperluan pembelian media, sekolah belum mempunyai sistem kelistrikan dan/atau sambungan internet yang memadai (untuk perkara sekolah pada kawasan terpencil dan terisolasi). Media sering tidak menjangkau substansi kelokalan sekolah, mahal, dan terdapat keterbatasan dari sisi ketersediaan dan kapasitas ruang laboratorium sekolah. Untuk mengatasi kendala tersebut, diharapkan kreativitas guru untuk menciptakan media pembelajaran, terutama media pembelajaran sederhana (media sederhana).
Pengertian Media Pembelajaran Sederhana
Media sederhana yakni media yang bahannya murah dan gampang diperoleh serta pembuatannya sanggup dilakukan oleh guru. Bahan media pembelajaran sederhana sanggup diperoleh di sekitar sekolah. Barang-barang yang tidak terpakai sanggup dijadikan materi media sederhana.
Jenis-jenis Media Pembelajaran Sederhana
Di sekitar kita, terdapat banyak benda yang sanggup dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Guru diharapkan kreatif untuk memanfaatkan benda tersebut menjadi media biar sanggup membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Beberapa macam media pembelajaran sederhana antara lain: Gambar, Peta dan Globe, Grafik, Papan Tulis, Papan Flanel, Display, Relia, Poster, Bagan (Chart), Herbarium.
a. Gambar
Gambar sebagai media meliputi: foto, lukisan/gambar, dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan aneka macam jenis gambar ini yakni untuk memvisualisasikan konsep yang ingin di sampaikan kepada penerima didik.
b. Peta dan Globe
Peta dan globe digunakan untuk menyajikan data lokasi, seperti: keadaan permukaan (bumi, daratan, sungai sungai, gunung-gunung), dan tempat- tempat serta arah dan jarak.
c. Grafik
Sebagai suatu media visual, grafik yakni penggambaran data berangka, bertitik yang memperlihatkan korelasi timbal balik sehingga membentuk informasi. Fungsi grafik yakni untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti dan mengambarkan perkembangan.
d. Papan Tulis
Papan tulis digunakan untuk menyajikan goresan pena atau sketsa gambar dengan memakai kapur, atau spidol untuk whiteboard.
e. Papan Flanel
Papan flanel merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini sanggup dilipat dan praktis. Gambar-gambar yang sanggup dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga sanggup digunakan berkali-kali.
f. Display
Display sanggup dibentuk sebagai media pembelajaran sederhana dengan cara pertama, menentukan gambar yang sesuai dengan mata pelajaran. Kedua, gambar-gambar tersebut eksklusif ditempelkan pada papan bulletin dengan mengunakan paku payung.
g. Relia
Media relia yakni benda nyata, yang tidak harus dihadirkan di ruang kelas tetapi penerima didik sanggup melihat eksklusif ke objek, sehingga sanggup memperlihatkan pengalaman kasatmata kepada penerima didik. Contoh: Mempelajari keanekaragaman mahluk hidup.
h. Poster
Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai pemberitahuan, peringatan, maupun menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan, dan kata- kata. Poster yang baik harus dinamis, menonjolkan kualitas. Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara rinci, harus cukup berpengaruh untuk menarik perhatian, bila tidak, akan hilang kegunaanya.
i. Bagan (Chart)
Bagan merupakan presentasi berupa gambar grafis yang menginformasikan hubungan-hubungan. Misalnya: kronologis, jumlah, dan hierarki. Sebagai media yang baik, denah haruslah: sanggup dimengerti, sederhana dan lugas, serta mempunyai daya tarik.
j. Herbarium
Herbarium yakni koleksi atau pola tumbuhan yang telah dikeringkan atau diawetkan, diklarifikasi, dan direkatkan pada kertas dengan keterangan tertentu.
Manfaat Media Pembelajaran Sederhana
Berbagai mata pelajaran mempunyai kaitan yang bersahabat dengan objek yang kompleks. Untuk membawa aneka macam objek tersebut tentu sangat sulit, sementara penjelasan verbal sering menciptakan penerima didik kurang cepat memahami konsep yang dipelajari. Media pembelajaran sangat bermanfaat bagi pembelajaran. Rumampuk (1998) menegaskan beberapa manfaat media dalam pembelajaran antara lain:
a. Membangkitkan rasa ingin tahu
Karakter rasa ingin tahu sangat penting dalam proses pembelajaran, alasannya akan menciptakan penerima didik menjadi pemikir yang aktif, pengamat yang aktif, yang kemudian akan memotivasi penerima didik untuk mempelajari lebih mendalam sehingga akan membawa kepuasan dalam dirinya dan meniadakan rasa bosan untuk terus belajar.
b. Membuat konsep abnormal menjadi konkrit
Konsep-konsep yang dirasa masih bersifat abnormal dan sulit dijelaskan secara eksklusif kepada penerima didik bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Sebagai contoh, untuk menjelaskan erupsi gunung api, maka sanggup dipergunakan media gambar gunung yang sedang meletus, atau media film, simulasi berbantuan elektronik.
c. Mengatasi batas-batas ruang kelas
Untuk objek-objek yang besar atau yang terlalu kecil atau membahayakan penerima didik sanggup disederhanakan melalui media. Sebagai contoh, guru menjelaskan perihal binatang gajah, tentu tidak mendatangkan gajah ke dalam kelas. Guru ingin menjelaskan perihal kebakaran hutan, tentu guru tidak akan membawa api ke dalam ke dalam kelas. Dengan memakai media gambar atau media video dengan pemberian komputer, maka penerima didik sanggup melihat bagaimana gajah, kebakaran hutan tersebut.
d. Mengatasi perbedaan pengalaman penerima didik
Kemampuan mencar ilmu terutama memahami dan menggali materi dan informasi masing- masing penerima didik tentu tidak sama, ada penerima didik yang cepat mencar ilmu dan bisa memahami materi ada juga penerima didik yang lambat dan perlu dibimbing secara sedikit demi sedikit dalam belajar. Peserta didik yang pernah mendapat informasi yang relevan terhadap suatu materi akan lebih cepat memahaminya, bukan hanya dalam hal materi namun juga gaya belajar, metode pengajaran serta hal-hal lain yang diharapkan dalam pembelajaran.
e. Menyajikan informasi mencar ilmu secara konsisten
Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama dalam keberadaan media, yakni fungsi stimulasi, fungsi mediasi, dan fungsi informasi. Fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin disampaikan oleh guru. Dengan keberadaan media penerima didik sanggup menangkap keterangan atau penjelasan yang dibutuhkannya atau yang ingin disampaikan oleh guru. Dengan demikian semakin atraktif bentuk dan isi media, semakin mendorong penerima didik untuk memperoleh informasi lebih jauh perihal apa yang ingin disampaikan guru atau bahkan timbul keinginan untuk berinteraksi dengan media tersebut. Jika penerima didik mendapat suatu informasi atau pengalaman berharga dari media, disinilah titik utama terjadinya belajar
f. Memusatkan perhatian
Tingkat konsentrasi penerima didik dalam suatu proses pembelajaran tidak konstan. Berbagai penelitian menemukan semakin usang suatu proses, perhatian penerima didik terhadap pembelajaran cenderung semakin turun. Alat manipulatif sanggup dipergunakan untuk meningkatkan kembali perhatian atau konsentrasi peserta.
g. Mengatasi objek yang kompleks
Ketidak jelasan atau kerumitan materi bimbing sanggup dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media sanggup mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. Bahkan dalam realitasnya mencar ilmu seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik realitasnya.
Prinsip-prinsip Media Pembelajaran Sederhana
Dalam proses pembuatan media pembelajaran sederhana itu harus diperhatikan unsur- unsur desain tertentu, antara lain:
1. Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memindahkan penerima didik untuk menangkap dan memahami pesan yang disajikan. Kalimat harus ringkas tetapi padat dan gampang dimengerti.
2. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada korelasi yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sehingga membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
3. Penekanan
Konsep yang disajikan memerlukan pementingan terhadap salah satu unsur yang terpenting, dengan memakai ukuran, hubungan-hubungan perspektif warna atau ruang.
4. Keseimbangan
Bentuk yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memperlihatkan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
Pemilihan Media Pembelajaran Sederhana
Pemilihan media pembelajaran tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting yakni fungsi dan perananannya dalam membantu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan media pembelajaran sederhana, yaitu: 1) Guru perlu mempunyai pemahaman media pembelajaran, 2) Guru terampil dalam menciptakan media pembelajaran sederhana, 3) Guru mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektivan penggunaan media pembelajaran sederhana yang dipakainya. Oleh alasannya itu dalam menentukan media pembelajaran sederhana Menurut Nana Sujana (2011). Guru sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran
Media pembelajaran sederhana yang dipilih diubahsuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan
2. Dukungan terhadap isi pembelajaran
Bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, konsep, dan mekanisme sangat memerlukan pemberian media pembelajaran biar lebih gampang dipahami
3. Kemudahan memperoleh media
Media pembelajaran yang dipilih gampang diperoleh, gampang dibentuk oleh guru pada ketika pembelajaran, sebagai pola media grafis, diagram, sketsa tanpa biaya yang mahal, sederhana dan simpel dalam penggunaannya
4. Keterampilan Guru dalam menggunakannya
Apapun jenis media yang dibutuhkan syarat utama guru harus bisa menggunakannya dalam proses pembelajaran.
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya
Media pembelajaran yang digunakan diubahsuaikan dengan waktu yang tersedia dalam pembelajaran
6. Sesuai dengan taraf berfikir penerima didik
Memilih media pembelajaran sesuai dengan cara berfikir penerima didik
Pemanfaatan media pembelajaran sederhana untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran sanggup dirancang oleh guru dengan melaksanakan identifikasi dan menciptakan daftar kebutuhan.
Langkah-Langkah Pembuatan Media Sederhana
Secara umum, langkah-langkah pembuatan media pembelajaran yakni sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik penerima didik
Guru perlu menggali gagasan perihal penemuan media pembelajaran yang sanggup digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Berdasarkan kompleksitas materi pelajaran, dan analisis perihal aneka macam jenis dan bentuk media, guru mengidentifikasi aneka macam media yang potensial untuk dikembangkan. Gagasan bisa muncul melalui membaca buku, diskusi dengan rekan sejawat, terinspirasi penggunaan media terkait, dan sebagainya. Setiap penerima didik bersifat unik, dan mempunyai gaya mencar ilmu serta ketertarikan yang cukup beragam. Guru perlu melaksanakan identifikasi perihal permasalahan mencar ilmu penerima didik, termasuk pengetahuan awal maupun pengetahuan prasyarat yang dimiliki dan tingkat kebutuhan penerima didik yang terkait dengan mata pelajaran. pengamatan mendalam.
2. Merumuskan tujuan
Guru harus melaksanakan perumusan tujuan secara terang dan terukur, sehingga sanggup memberi arah kepada tindakan yang dilakukan dalam membuatkan media.
3. Menentukan kerangka isi materi media, dan Jenis Media
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, dilakukan penyusunan garis besar isi/materi dari media yang akan dikembangkan. Pada awal pengembangan gagasan, guru gotong royong sudah mempunyai citra perihal jenis media yang akan dibuat. Namun demikian, pikirkan secara cermat dan tentukan jenis media yang akan dikembangkan. Potensi yang ada di lingkungan sekolah, meliputi ketersediaan bahan, peralatan, kemampuan guru, perlu dipertimbangan juga untuk menentukan jenis media.
4. Menentukan treatmen dan partisipasi penerima didik
Guru harus mempunyai rencana bagaimana media pembelajaran akan digunakan dalam pembelajaran, sehingga sanggup sinergi antara tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan model dan macam media yang digunakan
5. Membuat skets/story board
Sebagai citra untuk penentuan bahan/alat dan proses pembuatannya, perlu dibentuk skets atau story board dari media yang akan dikembangkan. Skets bisa dibentuk dalam bentuk yang sederhana, menyerupai diagram alir, gambar sederhana.
6. Menentukan materi /alat yang digunakan
Bahan/alat perlu ditentukan biar media sanggup dibuat. Sekali lagi, upayakan materi yang digunakan ada dan gampang diperoleh, dan memakai alat yang sederhana.
7. Pelaksanaan pembuatan media, dan Ujicoba
Sebisa mungkin pembuatan media bisa dikerjakan oleh guru sendiri. Hindari pembuatan media yang dikerjakan oleh pihak lain, apalagi harus mengeluarkan biaya. Guru perlu melaksanakan simulasi penggunaan media dalam pembelajaran. Apabila memungkinkan, guru bisa melaksanakan uji coba penggunaan media dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil ujicoba, guru melaksanakan penyempurnaan terhadap media tersebut.
8. Melaksanakan acara dan mengevaluasi
Media yang telah simpulan dikembangkan digunakan dalam pembelajaran. Selama dalam proses pembelajaran, identifikasi aneka macam kekurangan media tersebut. Demikian juga penggunaan metode pembelajaran harus selaras dengan media yang dikembangkan.
Download Buku Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana SMP
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana SMP ini silahkan lihat atau unduh pada link di bawah ini:
Aplikasi Administrasi Guru Mata Pelajaran Terbaru Format Microsoft Excel
Download File:
Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana SMP.pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file buku Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana SMP. Semoga bisa bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Panduan Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana Smp"