Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Panduan Penyusunan Rpp (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 Smp

Berikut ini yaitu berkas buku Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP. Diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMP 2017.

 Berikut ini yaitu berkas buku Panduan Penyusunan RPP  Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP
Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP

Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP

Berikut ini kutipan keterangan dari isi buku Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP:

Panduan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP dimaksudkan untuk mendukung pemberlakuan Kurikulum 2013 di semua SMP di Seluruh wilayah Indonesia.

Panduan ini terdiri atas tiga bab. Bab I Pendahuluan, Bab II Penyusunan RPP di SMP untuk pelaksanaan Kurikulum 2013, dan Bab III Penutup.

Daftar Isi
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
B. Tujuan 
C. Sasaran 
D. Dasar Hukum 
BABII PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 
A. Pengertian RPP 
B. Prinsip Penyusunan RPP 
C. Komponen dan Format RPP 
D. Penulisan Isi Setiap Komponen 
BABIII PENUTUP 
Daftar Pustaka 

Latar Belakang
Tahapan terpenting implementasi kurikulum yaitu pelaksanaan proses pembelajaran yang diselenggarakan di dalam dan/atau di luar kelas untuk membantu akseptor didik mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016 wacana Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa salah satu prinsip pembelajaran yang penting dalam Kurikulum 2013 yaitu akseptor didik mencari tahu bukan diberi tahu. Prinsip ini merujuk pada konsep pembelajaran yang berpusat pada akseptor didik (student active learning). Peserta didik yaitu subjek yang mempunyai kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengonstruksi, dan memakai pengetahuan. Agar benar-benar memahami dan sanggup menerapkan pengetahuan, akseptor didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.

Untuk menjamin terlaksananya prinsip di atas, guru perlu mempersiapkan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya.Dalam hal ini, guru harus merencanakan pengalaman berguru yang beragam. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 memakai pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik sanggup memakai beberapa taktik pembelajaran dan model- model pembelajaran yang menyebarkan pembelajaran siswa aktif. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang mempunyai nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya contohnya project-based learning, problem-based learning, dan inquiry/discovery learning. Dengan model-model ini guru dibutuhkan sanggup mengarahkan akseptor didik untuk aktif mencari tahu dan membangun pengetahuan gres yang dipelajari.

Ada banyak sekali kegiatan persiapan yang wajib dilakukan guru sebelum memulai proses pembelajaran, mulai dari membaca buku-buku rujukan untuk memperluas wawasan, mengidentifikasi sumber-sumber berguru yang relevan, dan memilih langkah-langkah pembelajaran, hingga dengan menyusun planning pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Penyusunan RPP bukan hanya sekedar urusan persiapan administratif menyerupai yang diyakini sebagian guru, melainkan kegiatan yang menempel pada pembelajaran sebagai sebuah proses.Dalam perspektif manajemen, kegiatan perencanaan selalu mendahului kegiatan pencapaian tujuan. Penyusunan dan pengembangan RPP sanggup dilakukan oleh guru secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri maupun secara berkelompok.Acuan pertama dari penyusunan RPP yaitu silabus dan standar isi.

RPP dikembangkan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran.Ini dimaksudkan semoga RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu untuk menerbitkan panduan penyusunan RPP yang secara rinci sanggup menjadi petunjuk operasional bagaimana komponen-komponen RPP disusun dalam format yang tertatalengkap. 

Tujuan Panduan
Panduan ini disusun semoga sanggup dipakai sebagai rujukan operasional bagi:
  1. Guru secara individual dan kelompok dalam menyebarkan RPP;
  2. Kepala sekolah untuk kepentingan mengarahkan guru-guru dalam menyusun RPP;
  3. Pengawas untuk memantau dan mengontrol kualitas RPP yang disusun oleh guru;
  4. Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya dalam melakukan supervisi pembelajaran.

Sasaran
Sasaran panduan ini meliputi pihak-pihak sebagai berikut:
  1. Guru secara individual atau kelompok.
  2. Pimpinan satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, walikelas).
  3. Pengawas.
  4. Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Dasar Hukum
Panduan ini dikembangkan menurut ketentuan-ketentuan di bawah ini sebagai dasar hukumnya.
  1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
  2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 wacana Guru dan Dosen;
  3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 wacana Rencana Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025;
  4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 wacana Guru;
  5. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor: 19 Tahun 2005, wacana Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 wacana Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 wacana Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5410); dan telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
  6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 wacana Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
  7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
  8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
  9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
  10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
  11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
  12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional, dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat.
  13. Surat Edaran Mendikbud Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tanggal 08 November 2013 Tentang Implementasi KURIKULUM2013;
  14. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 420/176/SJ dan Nomor: 0258/MPK.A/KR/2014, Hal: Implementasi Kurikulum2013.
  15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
  16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil elajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
  17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 

Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu planning kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran akseptor didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru.

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis sebagai langkah awal dari proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan semoga pembelajaran sanggup berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan efisien dalam rangka menyebarkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi. RPP disusun menurut serangkaian KD yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Penyusunan RPP ini dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan.

Pengembangan RPP sanggup dilakukan secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri atau secara berkelompok melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah/madrasah.Sebaiknya hal ini dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah/madrasah.Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama setempat.

Prinsip Penyusunan RPP
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan serangkaian prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menyusun RPP.

1. Memperhatikan perbedaan individu akseptor didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan akseptor didik. Sebagai pola guru memakai secara bergantian penayangan video klip, poster, kegiatan fisik, dramatisasi atau bermain tugas sebagai teknik pembelajaran alasannya yaitu gaya berguru setiap siswa berbeda-beda. 

2. Berpusat pada akseptor didik
Guru yang menerapkan pembelajaran yang berpusat pada akseptor didik pertama-tama memperlakukan siswa sebagai subyek didik atau pembelajar. Dilihat dari sudut pandang akseptor didik, guru bukanlah seorang intruktur, pawang, komandan, atau birokrat. Guru bertindak sebagai pembimbing, pendamping, fasilitator, sahabat, atau abang/kakak bagi akseptor didik terutama dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni kompetensi akseptor didik. Oleh alasannya yaitu itu guru seyogyanya merancang proses pembelajaran yang bisa mendorong, memotivasi, menumbuhkan minat dan kreativitas akseptor didik. Hak ini sanggup berjalan jikalau seorang guru mengenal secara pribadi siapa (saja) siswanya, apa mimpi-mimpinya, apa kegelisahannya, passion-nya, dan sebagainya.

3. Berbasis konteks
Pembelajaran berbasis konteks sanggup terwujud apabila guru bisa mengidentifikasi dan memanfaatkan banyak sekali sumber berguru lokal (setempat), guru mengenal situasi dan kondisi sosial ekonomi akseptor didik, mengenal dan mengedepankan budaya atau nilai-nilai kearifan lokal, tanpa kehilangan wawasan global. Sebagai pola nilai bersama-sama di Jawa atau pela gandong di Maluku sanggup dijadikan ilham menyebarkan proses dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran juga sanggup dimulai dari apa yang sudah diketahui oleh akseptor didik sesuai dengan konteksnya dan gres pada konteks yang lebih luas.

4. Berorientasi kekinian
Ini yaitu pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan nilai-nilai kehidupan masa kini.Guru yang berorientasi kekinian yaitu guru yang “gaul”, tidak “gaptek”, “melek informasi”, bahkan sebaiknya well informed, selalu meng-update dan meng-up grade ilmu pengetahuan yang menjadi bidangnya, termasuk teori-teori dan praktik baik di bidang pendidikan/pembelajaran. Dengan demikian rancangan pembelajaran yang dikembangkan guru sanggup menjadi ilham bagi siswa dana bagi guru-guru yang lain.

5. Mengembangkan kemandirian belajar
Guru yang menyebarkan kemandirian berguru (siswa) selalu akan berusaha semoga pada alhasil siswa berani mengemukakan pendapat atau inisiatif dengan penuh percaya diri. Di samping itu guru tersebut juga selalu mendorong keberanian siswa untuk memilih tujuan-tujuan belajarnya, mengeksplorasi hal-hal yang ingin diketahui, memanfaatkan banyak sekali sumber belajar, dan bisa menjalin kerja sama, berkolaborasi dengan siapa pun. Idealnya semuau ini tercermin dalam planning kegiatan pembelajaran siswa.

6. Memberi umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
RPP memuat rancangan acara santunan umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

7. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atauantarmuatan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber berguru dalam satu keutuhan pengalaman belajar.RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Kegiatan pembelajaran dalam RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. Sebagai pola saat guru menugasi siswa mengeksplorasi sumber-sumber pengetahuan lewat internet, guru harus bias memberikan kepad siswa alamat situs-situs web atau tautan (link) yang mengarahkan siswa pada sumber yang jelas, benar, dan bertanggungjawab.

Komponen dan Format RPP
Komponen dan sistematika RPP berikut mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

1. Komponen RPP
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban berguru dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan menurut KD, dengan memakai kata kerja operasional yang sanggup diamati dan diukur, yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan mekanisme yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i. metode pembelajaran, dipakai oleh pendidik untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran semoga akseptor didik mencapai KD yang diubahsuaikan dengan karakteristik akseptor didik dan KD yang akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk memberikan materi pelajaran;
k. sumber belajar, sanggup berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber berguru lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m. evaluasi hasil pembelajaran.

2. Format RPP
Komponen-komponen yang sudah disebutkan di atas secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini (Lihat selengkapnya di file preview). 

    Download Buku Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas buku Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP



    Download File:
    Panduan Penyusunan RPP SMP.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file buku Panduan Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 SMP. Semoga bisa bermanfaat.

    Posting Komentar untuk "Panduan Penyusunan Rpp (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 Smp"