Buku Guru Matematika Smp Mts Kelas 9 K13 Revisi 2018
Berikut ini yaitu berkas Buku Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 Kurikulum 2013 Revisi 2018. Download file format PDF.
Buku Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 K13 Revisi 2018
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 Kurikulum 2013 Revisi 2018:
Buku ini disusun menurut Kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia. Selain itu, buku ini juga ditulis dengan menyesuaikan materi dan kompetensi berdasar standar internasional ibarat PISA (Program for International Student Assessment) dan TIMSS (The International Mathematics and Science Survey).
Ibu dan Bapak Guru dalam membelajarkan buku ini sebisa mungkin menghindari pembelajaran dengan menawarkan semua pengetahuan secara pribadi atau dengan metode usang yaitu ceramah. Ibu dan Bapak Guru diminta mengajak, mengarahkan, dan memandu siswa secara aktif menggali pengetahuan, menemukan dan mengkontruksi suatu konsep dengan beraktivitas dan bernalar melalui kegiatan-kegiatan yang disajikan dalam buku ini. Pembelajaran matematika diarahkan biar siswa bisa berpikir rasional, kritis dan kreatif, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, bisa berkomunikasi dan bekerjasama, jujur, konsisten, dan tangguh dalam menghadapi masalah. Untuk itu, pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific) yang meliputi lima metode, yaitu (1) mengamati suatu objek, fenomena, kejadian, atau informasi lainnya; (2) menciptakan pertanyaan/menanya; (3) menggali/mengumpulkan informasi/mencoba; (4) menalar/mengasosiasi/menganalisa; dan (5) mengkomunikasikan.
Pembahasan materi dalam buku ini selalu didahului dengan pengetahuan konkret yang dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan konkret tersebut dipergunakan sebagai jembatan untuk menuju ke dunia matematika ajaib melalui pemanfaatan simbol-simbol matematika yang sesuai melalui permodelan. Sesampainya pada ranah abstrak, metode-metode matematika diperkenalkan untuk menuntaskan model permasalahan yang diperoleh dan mengembalikan kesudahannya pada ranah konkret. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa dilatih untuk mencari informasi dari sumber berguru lain seluas-luasnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersedian kegiatan pada buku ini. Guru sanggup memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan dan media berguru lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Terkait dengan materi, dalam Kurikulum 2013 semenjak kelas VII telah diajarkan antara lain ihwal data dan peluang; pola dan barisan bilangan, aljabar, dan bangun; serta transformasi geometri. Keseimbangan antara matematika bilangan dan matematika pola dan berdiri selalu dijaga. Kompetensi pengetahuan bukan hanya memahami secara konseptual tetapi hingga ke penerapan melalui pengetahuan prosedural dalam pemecahan dilema matematika termasuk dalam dilema dalam kehidupan nyata. Kompetensi keterampilan berfikir juga diasah untuk sanggup memecahkan dilema yang membutuhkan pemikiran order tinggi ibarat menalar pemecahan dilema melalui pemodelan, pembuktian dan perkiraan/pendekatan. Adapun kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual dan sikap sosial ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching), yaitu melalui pembelajaran kompetensi pengetahuan (KD pada KI-3) dan kompetensi keterampilan (KD pada KI-4), dan melalui pembiasaan dan keteladanan.
Petunjuk Umum Buku Guru
Tujuan dan Fungsi Buku Guru Buku Guru ini terdiri atas dua kepingan yaitu Petunjuk Umum dan Petunjuk Khusus. Petunjuk Umum Buku Guru berisi mengenai Tujuan dan Fungsi Buku Guru, Kurikulum 2013, Karakteristik dan Tujuan mata pelajaran Matematika SMP, Petunjuk Penggunaan Buku dan klarifikasi bagian-bagian Buku Siswa dan Strategi Pembelajaran Matematika.
Buku Guru yaitu panduan bagi guru dalam memakai Buku Siswa dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Berikut ini klarifikasi ihwal tujuan dan fungsi buku guru.
1. Sebagai Petunjuk Penggunaan Buku Siswa Guru harus mempelajari terlebih dahulu Buku Guru dan Buku Siswa. Guru akan mendapat informasi berikut. a. Karakteristik Kurikulum 2013, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar pembelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama kelas IX. b. Petunjuk Penggunaan Buku dan klarifikasi bagian-bagian Buku Siswa.
2. Sebagai Acuan Kegiatan Pembelajaran di Kelas Buku Guru menyajikan hal-hal sebagai berikut. a. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. b. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran biar sanggup membantu guru dalam menyusun rencana pelaksanaaan pembelajaran dengan sistematis mengikuti langkah-langkah pembelajaran tersebut. c. Menjelaskan ihwal teknik dan instrumen evaluasi yang sanggup dipakai dalam setiap pilihan pembelajaran yang mungkin mempunyai karakteristik tertentu.
3. Penjelasan ihwal metode dan teknik pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran. Buku Guru memuat informasi ihwal metode dan teknik pembelajaran yang sanggup dipakai sebagai pola penyelenggaraan proses pembelajaran.
Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan salah satu unsur yang menawarkan bantuan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi siswa. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diharapkan sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa menjadi: (1) insan berkualitas yang bisa dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) insan terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
1. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut. a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam banyak sekali situasi di sekolah dan masyarakat. b. Menempatkan sekolah sebagai kepingan dari masyarakat yang menawarkan pengalaman berguru biar siswa bisa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar. c. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan banyak sekali sikap, pengetahuan, dan keterampilan. d. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar mata pelajaran. e. Mengembangkan Kompetensi Inti menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti. f. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
2. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompetensi Lulusan yaitu kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dipakai sebagai pola utama pengembangan standarisasi, standar proses, standar evaluasi pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B mempunyai sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
SMP/MTs/SMPLB/Paket B Dimensi - Kualifikasi Kemampuan Sikap - Memiliki sikap yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Pengetahuan - Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan bencana yang tampak mata.
Keterampilan - Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah ajaib dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.
3. Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau acara yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar.
Rumusan Kompetensi inti sebagai berikut. - Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
- Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
- Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
- Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Inti (KI) berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar yaitu keterkaitan Kompetensi Dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip berguru yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antarkompetensi yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal yaitu keterkaitan antara Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs/SMPLB/PAKET B yaitu sebagai berikut: - Menghargai dan menghayati fatwa agama yang dianutnya.
- Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
- Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) menurut rasa ingin tahunya ihwal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan bencana tampak mata.
- Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah ajaib (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Untuk mencapai kompetensi inti telah dirumuskan kompetensi dasar.
4. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan Kompetensi Inti sebagai berikut: - Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
- Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
- Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
- Kelompok 4: Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Kompetensi Dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (KD pada KI-1) dan sikap sosial (KD pada KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching), yaitu melalui pembelajaran kompetensi pengetahuan (KD pada KI-3) dan kompetensi keterampilan (KD pada KI-4), pembiasaan dan keteladanan. Pembelajaran pribadi berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Penjabaran lengkap mengenai Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika Kelas IX sesuai dengan lampiran Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 ihwal Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yaitu sebagai berikut.
Kompetensi Inti - Kompetensi Dasar 1. Menghargai dan menghayati fatwa agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya ihwal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan bencana tampak mata. 3.1 Menjelaskan dan melaksanakan operasi bilangan berpangkat bilangan rasional dan bentuk akar, serta sifat-sifatnya. 3.2 Menjelaskan persamaan kuadrat dan karakteristiknya menurut akar-akarnya serta cara penyelesaiannya. 3.3 Menjelaskan fungsi kuadrat dengan memakai tabel, persamaan, dan grafik. 3.4 Menjelaskan hubungan antara koefisien dan diskriminan fungsi kuadrat dengan grafiknya. 3.5 Menjelaskan transformasi geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) yang dihubungkan dengan dilema kontekstual. 3.6 Menjelaskan dan menentukan kesebangunan dan kekongruenan antar berdiri datar. 3.7 Membuat generalisasi luas permukaan dan volume banyak sekali berdiri ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola). 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah ajaib (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.1 Menyelesaikan dilema yang berkaitan dengan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat lingkaran dan bentuk akar. 4.2 Menyelesaikan dilema yang berkaitan dengan persamaan kuadrat. 4.3 Menyajikan fungsi kuadrat menggunakan tabel, persamaan, dan grafik. 4.4 Menyajikan dan menuntaskan dilema kontekstual dengan memakai sifat-sifat fungsi kuadrat. 4.5 Menyelesaikan dilema kontekstual yang berkaitan dengan transformasi geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi). 4.6 Menyelesaikan dilema yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan antar berdiri datar. 4.7 Menyelesaikan dilema kontekstual yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume berdiri ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola), serta adonan beberapa berdiri ruang sisi lengkung.
Penjabaran KI dan KD ke dalam indikator pencapaian kompetensi (IPK) dan materi pembelajaran sanggup dilihat pada kepingan Petunjuk Khusus Buku Guru untuk masing-masing bab.
5. Struktur KI dan KD Matematika Kelas IX Pengelompokan materi Matematika Sekolah Menengah Pertama kelas IX terdiri empat Kompetensi Inti (KI) yang kemudian dijabarkan menjadi tiga Kompetensi Dasar (KD) itu merupakan materi kajian yang akan ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran selama satu tahun yaitu kurang lebih 20 ahad efektif untuk pembelajaran materi kelas IX, lebih sedikit dibanding kelas VII dan VIII (32 minggu/tahun), alasannya yaitu kelas IX harus mempersiapkan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US), kurang lebih 12 ahad dipakai untuk intensif persiapan dan pelaksanaan UN dan US (biasanya mulai bulan Februari).
Sehingga alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran Matematika kelas IX kurang lebih yaitu 5 JP × 20 ahad = 100 JP, temasuk Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester.
Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran pihak pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menerbitkan buku teks pelajaran Matematika kelas IX. Berdasarkan KD untuk pelajaran Matematika kelas IX, buku teks pelajaran Matematika Kelas IX disusun menjadi lima bab, yaitu: Bab I : Perpangkatan dan Bentuk Akar Bab II : Persamaan dan Fungsi Kuadrat Bab III : Transformasi Bab IV : Kekongruenan dan Kesebangunan Bab V : Bangun Ruang Sisi Lengkung
Hakikat Mata Pelajaran Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang berkhasiat bagi kehidupan insan dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai tugas penting dalam banyak sekali disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi cerdik balig cukup akal ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan, diharapkan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang berpengaruh semenjak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar, untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diharapkan biar siswa sanggup mempunyai kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran Matematika, diharapkan bahwa siswa sanggup mencicipi kegunaan berguru Matematika.
Dalam pembelajaran, pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman bencana nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif sanggup dipakai untuk mempelajari konsep matematika. Dengan demikian, cara berguru secara deduktif dan induktif dipakai dan sama-sama berperan penting dalam matematika. Dari cara kerja matematika tersebut diharapkan akan terbentuk sikap kritis, kreatif, jujur, dan komunikatif pada siswa.
1. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika Pendidikan Matematika sanggup diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan psikomotor ke arah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika. Ada beberapa karakteristik mata pelajaran Matematika, antara lain: 1) Objek yang dipelajari abstrak. Sebagian besar yang dipelajari dalam Matematika yaitu angka atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia. 2) Kebenarannya menurut logika. Kebenaran dalam Matematika yaitu kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya kebenarannya tidak selalu sanggup dibuktikan melalui eksperimen ibarat dalam ilmu Fisika atau Biologi. Contohnya nilai tidak sanggup dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal). 3) Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu. Pemberian atau penyajian materi Matematika diadaptasi dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari Matematika harus secara berulang melalui latihan-latihan soal. 4) Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya. Materi yang akan dipelajari harus memenuhi materi prasyarat sebelumnya. Contohnya ketika akan mempelajari ihwal volume atau isi suatu berdiri ruang maka harus menguasai ihwal materi luas dan keliling bidang datar. 5) Menggunakan bahasa simbol. Dalam Matematika penyampaian materi memakai simbol-simbol yang telah disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan memakai simbol “+” sehingga tidak terjadi dualisme jawaban. 6) Diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Materi Matematika banyak dipakai atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya materi fungsi dipakai dalam ilmu Ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi penawaran.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka Matematika merupakan suatu ilmu yang penting dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus dipahami oleh guru dan ditekankan kepada siswa sebelum mempelajari Matematika.
Perkembangan Matematika, bermula dari kepekaan serta kesadaran ataupun kepedulian insan untuk memahami fenomena-fenomena empiris yang ditemui dalam kehidupan keseharian. Bermunculanlah konsep-konsep dasar yang selanjutnya mengalami perluasan (ekspansi), pembenaran (justification), pembenahan serta generalisasi atau formalisasi.
Konsep Matematika disajikan dengan bahasa yang terang dan spesifik. Bahasa matematika (yang dipakai dalam Matematika) sangat efisien dan merupakan alat yang ampuh untuk menyatakan konsep-konsep matematika, merekonstruksi konsep atau menata suatu penyelesaian secara sistematis sesudah terlaksananya eksplorasi, dan terutama untuk komunikasi. Bahasa matematika ini tidak ambigu namun singkat dan jelas. Hal ini sangat diharapkan terutama dalam menyusun suatu definisi ataupun teorema.
2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan kepingan dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Matematika selalu dipakai dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, sanggup dipakai untuk menyajikan informasi dalam banyak sekali cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, menawarkan kepuasan terhadap perjuangan memecahkan dilema yang menantang, mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Terdapat kaitan antara penguasaan matematika dengan ketinggian, keunggulan dan kelangsungan hidup suatu peradaban. Penguasaan matematika tidak cukup hanya dimiliki oleh sebagian orang dalam suatu peradaban. Setiap individu perlu mempunyai penguasaan matematika pada tingkat tertentu. Penguasaan individual demikian intinya bukanlah penguasaan terhadap matematika sebagai ilmu, melainkan penguasaan akan kecakapan matematika (mathematical literacy) yang diharapkan untuk sanggup memahami dunia di sekitarnya serta untuk berhasil dalam kehidupan atau kariernya. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan pada siswa merupakan sumbangan mata pelajaran Matematika kepada pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai melalui kurikulum Matematika. Mata pelajaran Matematika bertujuan biar siswa dapat:
1) Memahami konsep matematika. Memahami konsep matematika meliputi kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan memakai konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan sempurna dalam pemecahan masalah. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, (b) mengklasifikasikan objek-objek menurut dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut, (c) mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, (d) menerapkan konsep secara logis, (e) menawarkan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajari, (f) menyajikan konsep dalam banyak sekali macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya), (g) mengaitkan banyak sekali konsep dalam matematika maupun di luar matematika, (h) mengembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep.
Termasuk dalam kecakapan ini yaitu melaksanakan algoritma atau prosedur, yaitu kompetensi yang ditunjukkan ketika bekerja dan menerapkan konsep-konsep matematika ibarat melaksanakan operasi hitung, melaksanakan operasi aljabar, melaksanakan manipulasi aljabar, dan keterampilan melaksanakan pengukuran dan melukis/menggambarkan/merepresentasikan konsep keruangan. Indikator- indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) menggunakan, memanfaatkan dan menentukan prosedur/algoritma, (b) memodifikasi atau memperhalus prosedur, (c) mengembangkan prosedur, (d) memakai matematika dalam konteks matematika ibarat melaksanakan operasi matematika yang standar ataupun tidak standar (manipulasi aljabar) dalam menuntaskan dilema matematika.
2) Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan bisa menciptakan generalisasi menurut fenomena atau data yang ada. Indikator- indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) mengajukan dugaan (conjecture), (b) menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, (c) menawarkan alternatif bagi suatu argumen, (d) menemukan pola pada suatu tanda-tanda matematis.
3) Menggunakan daypikir pada sifat, melaksanakan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan dilema dalam konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi) yang meliputi kemampuan memahami masalah, membangun model matematika, menuntaskan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka memecahkan dilema dalam kehidupan sehari-hari (dunia nyata). Masalah ada yang bersifat rutin maupun yang tidak rutin. Masalah tidak rutin yaitu dilema gres bagi siswa, dalam arti mempunyai tipe yang berbeda dari masalah-masalah yang telah dikenal siswa. Untuk menuntaskan dilema tidak rutin, tidak cukup bagi siswa untuk menggandakan cara penyelesaian masalah-masalah yang telah dikenalnya, melainkan ia harus melaksanakan usaha-usaha tambahan, contohnya dengan melaksanakan modifikasi pada cara penyelesaian dilema yang telah dikenalnya, atau memecah dilema tidak rutin itu ke dalam beberapa dilema yang telah dikenalnya, atau merumuskan ulang dilema tidak rutin itu menjadi dilema yang telah dikenalnya. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) memahami masalah, (b) mengorganisasi data dan menentukan informasi yang relevan dalam mengidentifikasi masalah, (c) menyajikan suatu rumusan dilema secara matematis dalam banyak sekali bentuk, (d) menentukan pendekatan dan taktik yang sempurna untuk memecahkan masalah, (e) memakai atau mengembangkan taktik pemecahan masalah, (f) menafsirkan hasil balasan yang diperoleh untuk memecahkan masalah, (g) menuntaskan masalah.
4) Mengkomunikasikan gagasan, daypikir serta bisa menyusun bukti matematika dengan memakai kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) menawarkan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan, (b) Menduga dan mengusut kebenaran dugaan (conjecture), (c) mengusut kesahihan atau kebenaran suatu argumen dengan daypikir induksi, (d) Menurunkan atau menunjukan rumus dengan daypikir deduksi, (e) Menduga dan mengusut kebenaran dugaan (conjecture).
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu mempunyai rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, (b) bersikap penuh perhatian dalam berguru matematika, (c) bersikap antusias dalam berguru matematika, (d) bersikap gigih dalam menghadapi permasalahan, (e) mempunyai penuh percaya diri dalam berguru dan menuntaskan masalah.
6) Memiliki sikap dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya, ibarat taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti, cermat, bersikap luwes dan terbuka, mempunyai kemauan membuatkan rasa dengan orang lain.
7) Melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang memakai pengetahuan matematika.
8) Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan matematika. Kecakapan atau kemampuan-kemampuan tersebut saling terkait erat, yang satu memperkuat sekaligus membutuhkan yang lain. Sekalipun tidak dikemukakan secara eksplisit, kemampuan berkomunikasi muncul dan diharapkan di banyak sekali kecakapan, contohnya untuk menjelaskan gagasan pada Pemahaman Konseptual, menyajikan rumusan dan penyelesaian masalah, atau mengemukakan argumen pada penalaran.
3. Manfaat Pembelajaran Matematika Dengan berguru matematika diharapkan siswa sanggup memperoleh manfaat berikut: 1) Cara berpikir matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu. Dengan berguru matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan dilema secara sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan nyata, kita bisa menuntaskan setiap dilema dengan lebih mudah 2) Cara berpikir matematika itu secara deduktif. Kesimpulan ditarik dari hal-hal yang bersifat umum. Bukan dari hal-hal yang bersifat khusus, sehingga kita menjadi terhindar dengan cara berpikir menarik kesimpulan secara “kebetulan”. 3) Belajar matematika melatih kita menjadi insan yang lebih teliti, cermat, dan tidak ceroboh dalam bertindak. Bukankah begitu? Coba saja, masih ingatkah teman-teman ketika mengerjakan soal-soal matematika? Kita harus memperhatikan benar-benar berapa angkanya, berapa digit nol di belakang koma, bagaimana grafiknya, bagaimana dengan titik potongnya dan lain sebagainya. Jika kita tidak cermat dalam memasukkan angka, melihat grafik atau melaksanakan perhitungan, tentunya bisa mengakibatkan akhir yang fatal. Jawaban soal yang kita peroleh menjadi salah dan kadang berbeda jauh dengan balasan yang sebenarnya.
4) Belajar matematika juga mengajarkan kita menjadi orang yang sabar dalam menghadapi semua hal dalam hidup ini. Saat kita mengerjakan soal dalam matematika yang penyelesaiannya sangat panjang dan rumit, tentu kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa. Jika ada langkah yang salah, coba untuk diteliti lagi dari awal. Jangan-jangan ada angka yang salah, jangan-jangan ada perhitungan yang salah. Namun, bila kemudian kita bisa mengerjakan soal tersebut, ingatkah bagaimana rasanya? Rasa puas dan besar hati (tentunya bila dikerjakan sendiri).
5) Yang tidak kalah penting, gotong royong banyak penerapan matematika dalam kehidupan nyata. Tentunya dalam dunia ini, menghitung uang, keuntungan dan rugi, dilema pemasaran barang, dalam teknik, bahkan hampir semua ilmu di dunia ini niscaya menyentuh matematika.
Download Buku Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 Kurikulum 2013 Revisi 2018
3. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau acara yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar.
Rumusan Kompetensi inti sebagai berikut.
- Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
- Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
- Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
- Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Inti (KI) berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar yaitu keterkaitan Kompetensi Dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip berguru yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antarkompetensi yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal yaitu keterkaitan antara Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs/SMPLB/PAKET B yaitu sebagai berikut:
- Menghargai dan menghayati fatwa agama yang dianutnya.
- Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
- Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) menurut rasa ingin tahunya ihwal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan bencana tampak mata.
- Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah ajaib (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Untuk mencapai kompetensi inti telah dirumuskan kompetensi dasar.
4. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan Kompetensi Inti sebagai berikut:
- Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
- Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
- Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
- Kelompok 4: Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Kompetensi Dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (KD pada KI-1) dan sikap sosial (KD pada KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching), yaitu melalui pembelajaran kompetensi pengetahuan (KD pada KI-3) dan kompetensi keterampilan (KD pada KI-4), pembiasaan dan keteladanan. Pembelajaran pribadi berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Penjabaran lengkap mengenai Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika Kelas IX sesuai dengan lampiran Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 ihwal Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yaitu sebagai berikut.
Kompetensi Inti - Kompetensi Dasar
1. Menghargai dan menghayati fatwa agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya ihwal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan bencana tampak mata.
3.1 Menjelaskan dan melaksanakan operasi bilangan berpangkat bilangan rasional dan bentuk akar, serta sifat-sifatnya.
3.2 Menjelaskan persamaan kuadrat dan karakteristiknya menurut akar-akarnya serta cara penyelesaiannya.
3.3 Menjelaskan fungsi kuadrat dengan memakai tabel, persamaan, dan grafik.
3.4 Menjelaskan hubungan antara koefisien dan diskriminan fungsi kuadrat dengan grafiknya.
3.5 Menjelaskan transformasi geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) yang dihubungkan dengan dilema kontekstual.
3.6 Menjelaskan dan menentukan kesebangunan dan kekongruenan antar berdiri datar.
3.7 Membuat generalisasi luas permukaan dan volume banyak sekali berdiri ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola).
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah ajaib (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
4.1 Menyelesaikan dilema yang berkaitan dengan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat lingkaran dan bentuk akar.
4.2 Menyelesaikan dilema yang berkaitan dengan persamaan kuadrat.
4.3 Menyajikan fungsi kuadrat menggunakan tabel, persamaan, dan grafik.
4.4 Menyajikan dan menuntaskan dilema kontekstual dengan memakai sifat-sifat fungsi kuadrat.
4.5 Menyelesaikan dilema kontekstual yang berkaitan dengan transformasi geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi).
4.6 Menyelesaikan dilema yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan antar berdiri datar.
4.7 Menyelesaikan dilema kontekstual yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume berdiri ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola), serta adonan beberapa berdiri ruang sisi lengkung.
Penjabaran KI dan KD ke dalam indikator pencapaian kompetensi (IPK) dan materi pembelajaran sanggup dilihat pada kepingan Petunjuk Khusus Buku Guru untuk masing-masing bab.
5. Struktur KI dan KD Matematika Kelas IX
Pengelompokan materi Matematika Sekolah Menengah Pertama kelas IX terdiri empat Kompetensi Inti (KI) yang kemudian dijabarkan menjadi tiga Kompetensi Dasar (KD) itu merupakan materi kajian yang akan ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran selama satu tahun yaitu kurang lebih 20 ahad efektif untuk pembelajaran materi kelas IX, lebih sedikit dibanding kelas VII dan VIII (32 minggu/tahun), alasannya yaitu kelas IX harus mempersiapkan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US), kurang lebih 12 ahad dipakai untuk intensif persiapan dan pelaksanaan UN dan US (biasanya mulai bulan Februari).
Sehingga alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran Matematika kelas IX kurang lebih yaitu 5 JP × 20 ahad = 100 JP, temasuk Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester.
Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran pihak pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menerbitkan buku teks pelajaran Matematika kelas IX. Berdasarkan KD untuk pelajaran Matematika kelas IX, buku teks pelajaran Matematika Kelas IX disusun menjadi lima bab, yaitu:
Bab I : Perpangkatan dan Bentuk Akar
Bab II : Persamaan dan Fungsi Kuadrat
Bab III : Transformasi
Bab IV : Kekongruenan dan Kesebangunan
Bab V : Bangun Ruang Sisi Lengkung
Hakikat Mata Pelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang berkhasiat bagi kehidupan insan dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai tugas penting dalam banyak sekali disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi cerdik balig cukup akal ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan, diharapkan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang berpengaruh semenjak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar, untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diharapkan biar siswa sanggup mempunyai kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran Matematika, diharapkan bahwa siswa sanggup mencicipi kegunaan berguru Matematika.
Dalam pembelajaran, pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman bencana nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif sanggup dipakai untuk mempelajari konsep matematika. Dengan demikian, cara berguru secara deduktif dan induktif dipakai dan sama-sama berperan penting dalam matematika. Dari cara kerja matematika tersebut diharapkan akan terbentuk sikap kritis, kreatif, jujur, dan komunikatif pada siswa.
1. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika
Pendidikan Matematika sanggup diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan psikomotor ke arah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika. Ada beberapa karakteristik mata pelajaran Matematika, antara lain:
1) Objek yang dipelajari abstrak.
Sebagian besar yang dipelajari dalam Matematika yaitu angka atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia.
2) Kebenarannya menurut logika.
Kebenaran dalam Matematika yaitu kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya kebenarannya tidak selalu sanggup dibuktikan melalui eksperimen ibarat dalam ilmu Fisika atau Biologi. Contohnya nilai tidak sanggup dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).
3) Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu.
Pemberian atau penyajian materi Matematika diadaptasi dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari Matematika harus secara berulang melalui latihan-latihan soal.
4) Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya.
Materi yang akan dipelajari harus memenuhi materi prasyarat sebelumnya. Contohnya ketika akan mempelajari ihwal volume atau isi suatu berdiri ruang maka harus menguasai ihwal materi luas dan keliling bidang datar.
5) Menggunakan bahasa simbol.
Dalam Matematika penyampaian materi memakai simbol-simbol yang telah disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan memakai simbol “+” sehingga tidak terjadi dualisme jawaban.
6) Diaplikasikan dalam bidang ilmu lain.
Materi Matematika banyak dipakai atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya materi fungsi dipakai dalam ilmu Ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi penawaran.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka Matematika merupakan suatu ilmu yang penting dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus dipahami oleh guru dan ditekankan kepada siswa sebelum mempelajari Matematika.
Perkembangan Matematika, bermula dari kepekaan serta kesadaran ataupun kepedulian insan untuk memahami fenomena-fenomena empiris yang ditemui dalam kehidupan keseharian. Bermunculanlah konsep-konsep dasar yang selanjutnya mengalami perluasan (ekspansi), pembenaran (justification), pembenahan serta generalisasi atau formalisasi.
Konsep Matematika disajikan dengan bahasa yang terang dan spesifik. Bahasa matematika (yang dipakai dalam Matematika) sangat efisien dan merupakan alat yang ampuh untuk menyatakan konsep-konsep matematika, merekonstruksi konsep atau menata suatu penyelesaian secara sistematis sesudah terlaksananya eksplorasi, dan terutama untuk komunikasi. Bahasa matematika ini tidak ambigu namun singkat dan jelas. Hal ini sangat diharapkan terutama dalam menyusun suatu definisi ataupun teorema.
2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan kepingan dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Matematika selalu dipakai dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, sanggup dipakai untuk menyajikan informasi dalam banyak sekali cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, menawarkan kepuasan terhadap perjuangan memecahkan dilema yang menantang, mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Terdapat kaitan antara penguasaan matematika dengan ketinggian, keunggulan dan kelangsungan hidup suatu peradaban. Penguasaan matematika tidak cukup hanya dimiliki oleh sebagian orang dalam suatu peradaban. Setiap individu perlu mempunyai penguasaan matematika pada tingkat tertentu. Penguasaan individual demikian intinya bukanlah penguasaan terhadap matematika sebagai ilmu, melainkan penguasaan akan kecakapan matematika (mathematical literacy) yang diharapkan untuk sanggup memahami dunia di sekitarnya serta untuk berhasil dalam kehidupan atau kariernya. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan pada siswa merupakan sumbangan mata pelajaran Matematika kepada pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai melalui kurikulum Matematika. Mata pelajaran Matematika bertujuan biar siswa dapat:
1) Memahami konsep matematika.
Memahami konsep matematika meliputi kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan memakai konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan sempurna dalam pemecahan masalah. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, (b) mengklasifikasikan objek-objek menurut dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut, (c) mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, (d) menerapkan konsep secara logis, (e) menawarkan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajari, (f) menyajikan konsep dalam banyak sekali macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya), (g) mengaitkan banyak sekali konsep dalam matematika maupun di luar matematika, (h) mengembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep.
Termasuk dalam kecakapan ini yaitu melaksanakan algoritma atau prosedur, yaitu kompetensi yang ditunjukkan ketika bekerja dan menerapkan konsep-konsep matematika ibarat melaksanakan operasi hitung, melaksanakan operasi aljabar, melaksanakan manipulasi aljabar, dan keterampilan melaksanakan pengukuran dan melukis/menggambarkan/merepresentasikan konsep keruangan. Indikator- indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) menggunakan, memanfaatkan dan menentukan prosedur/algoritma, (b) memodifikasi atau memperhalus prosedur, (c) mengembangkan prosedur, (d) memakai matematika dalam konteks matematika ibarat melaksanakan operasi matematika yang standar ataupun tidak standar (manipulasi aljabar) dalam menuntaskan dilema matematika.
2) Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan bisa menciptakan generalisasi menurut fenomena atau data yang ada. Indikator- indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) mengajukan dugaan (conjecture), (b) menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, (c) menawarkan alternatif bagi suatu argumen, (d) menemukan pola pada suatu tanda-tanda matematis.
3) Menggunakan daypikir pada sifat, melaksanakan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan dilema dalam konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi) yang meliputi kemampuan memahami masalah, membangun model matematika, menuntaskan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka memecahkan dilema dalam kehidupan sehari-hari (dunia nyata). Masalah ada yang bersifat rutin maupun yang tidak rutin. Masalah tidak rutin yaitu dilema gres bagi siswa, dalam arti mempunyai tipe yang berbeda dari masalah-masalah yang telah dikenal siswa. Untuk menuntaskan dilema tidak rutin, tidak cukup bagi siswa untuk menggandakan cara penyelesaian masalah-masalah yang telah dikenalnya, melainkan ia harus melaksanakan usaha-usaha tambahan, contohnya dengan melaksanakan modifikasi pada cara penyelesaian dilema yang telah dikenalnya, atau memecah dilema tidak rutin itu ke dalam beberapa dilema yang telah dikenalnya, atau merumuskan ulang dilema tidak rutin itu menjadi dilema yang telah dikenalnya. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) memahami masalah, (b) mengorganisasi data dan menentukan informasi yang relevan dalam mengidentifikasi masalah, (c) menyajikan suatu rumusan dilema secara matematis dalam banyak sekali bentuk, (d) menentukan pendekatan dan taktik yang sempurna untuk memecahkan masalah, (e) memakai atau mengembangkan taktik pemecahan masalah, (f) menafsirkan hasil balasan yang diperoleh untuk memecahkan masalah, (g) menuntaskan masalah.
4) Mengkomunikasikan gagasan, daypikir serta bisa menyusun bukti matematika dengan memakai kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) menawarkan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan, (b) Menduga dan mengusut kebenaran dugaan (conjecture), (c) mengusut kesahihan atau kebenaran suatu argumen dengan daypikir induksi, (d) Menurunkan atau menunjukan rumus dengan daypikir deduksi, (e) Menduga dan mengusut kebenaran dugaan (conjecture).
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu mempunyai rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi: (a) mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, (b) bersikap penuh perhatian dalam berguru matematika, (c) bersikap antusias dalam berguru matematika, (d) bersikap gigih dalam menghadapi permasalahan, (e) mempunyai penuh percaya diri dalam berguru dan menuntaskan masalah.
6) Memiliki sikap dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya, ibarat taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti, cermat, bersikap luwes dan terbuka, mempunyai kemauan membuatkan rasa dengan orang lain.
7) Melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang memakai pengetahuan matematika.
8) Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan matematika. Kecakapan atau kemampuan-kemampuan tersebut saling terkait erat, yang satu memperkuat sekaligus membutuhkan yang lain. Sekalipun tidak dikemukakan secara eksplisit, kemampuan berkomunikasi muncul dan diharapkan di banyak sekali kecakapan, contohnya untuk menjelaskan gagasan pada Pemahaman Konseptual, menyajikan rumusan dan penyelesaian masalah, atau mengemukakan argumen pada penalaran.
3. Manfaat Pembelajaran Matematika
Dengan berguru matematika diharapkan siswa sanggup memperoleh manfaat berikut:
1) Cara berpikir matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu. Dengan berguru matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan dilema secara sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan nyata, kita bisa menuntaskan setiap dilema dengan lebih mudah
2) Cara berpikir matematika itu secara deduktif. Kesimpulan ditarik dari hal-hal yang bersifat umum. Bukan dari hal-hal yang bersifat khusus, sehingga kita menjadi terhindar dengan cara berpikir menarik kesimpulan secara “kebetulan”.
3) Belajar matematika melatih kita menjadi insan yang lebih teliti, cermat, dan tidak ceroboh dalam bertindak. Bukankah begitu? Coba saja, masih ingatkah teman-teman ketika mengerjakan soal-soal matematika? Kita harus memperhatikan benar-benar berapa angkanya, berapa digit nol di belakang koma, bagaimana grafiknya, bagaimana dengan titik potongnya dan lain sebagainya. Jika kita tidak cermat dalam memasukkan angka, melihat grafik atau melaksanakan perhitungan, tentunya bisa mengakibatkan akhir yang fatal. Jawaban soal yang kita peroleh menjadi salah dan kadang berbeda jauh dengan balasan yang sebenarnya.
4) Belajar matematika juga mengajarkan kita menjadi orang yang sabar dalam menghadapi semua hal dalam hidup ini. Saat kita mengerjakan soal dalam matematika yang penyelesaiannya sangat panjang dan rumit, tentu kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa. Jika ada langkah yang salah, coba untuk diteliti lagi dari awal. Jangan-jangan ada angka yang salah, jangan-jangan ada perhitungan yang salah. Namun, bila kemudian kita bisa mengerjakan soal tersebut, ingatkah bagaimana rasanya? Rasa puas dan besar hati (tentunya bila dikerjakan sendiri).
5) Yang tidak kalah penting, gotong royong banyak penerapan matematika dalam kehidupan nyata. Tentunya dalam dunia ini, menghitung uang, keuntungan dan rugi, dilema pemasaran barang, dalam teknik, bahkan hampir semua ilmu di dunia ini niscaya menyentuh matematika.
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 Kurikulum 2013 Revisi 2018 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:
Buku Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 Kurikulum 2013 Revisi 2018
Download File:
Buku Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 K13 Revisi 2018.pdf
Untuk Buku Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas IX (9) Kurikulum 2013 Revisi tahun 2018 mata pelajaran lainnya (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, Matematika, PPKn, Prakarya dan lain-lain), silahkan lihat dan download pada link di bawah ini:
Buku Guru Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama MTs Kelas 9 Kurikulum 2013 Revisi 2018. Semoga bisa bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Buku Guru Matematika Smp Mts Kelas 9 K13 Revisi 2018"