Macam-Macam Metode Sampling Dalam Penelitian
Ilustrasi Sampel, Data dan Populasi |
Dalam penelitian, metode sampling sangatlah bermanfaat untuk sejumlah populasi yang banyak (biasanya lebih dari 100). Daripada mengambil seluruh populasi untuk diteliti, akan lebih bermanfaat dari segi waktu maupun biaya apabila peneliti memakai teknik pengambilan sampel.
Banyak peneliti, khususnya para mahasiswa, kesulitan memutuskan teknik pengambilan sampel untuk penelitian mereka. Untuk itulah, pengetahuan mengenai bagaimana sebaiknya sampel penelitian diambil sangatlah perlu diketahui para mahasiswa (maupun guru) yang dituntut untuk melaksanakan sebuah penelitian. Sampling dikenal beberapa teknik, antara lain:
SIMPLE SAMPLING
a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Makara disini proses menentukan sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu memakai Cointoss atau Random Numbers. Bila jumlah populasi sedikit, sanggup dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss". Tetapi kalau populasinya besar, perlu dipakai label "Random Numbers" yang prosedurnya yaitu sebagai berikut:
- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- Tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
- Tentukan denah penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan memakai tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), kalau ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, alasannya setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan memakai cara penarikan sampel ini, bahwa Prosedur estimasi gampang dan sederhana. Sedangkan Kerugianya akan Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, Sampel mungkin tersebar pada tempat yang luas, sehingga biaya transportasi besar.
b. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang dipilih secara random, dimana: K = N (Jumlah anggota populasi) N (jumlah anggota sampel). Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya. Cara ini dipergunakan Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi. Keuntungana Perencanan dan penggunaanya mudah, Sampel tersebar di tempat populasi. Sedangkan Kerugianya Membutuhkan daftar populasi.
GRUP SAMPLING
1. MULTIPLE (MULTITAGE) SAMPLING Pengambilan sampel memakai lebih dari satu teknik probability sampling. Misalnya, memakai metodestratified sampling pada tahap pertama kemudian metodesimple random sampling di tahap kedua dan seterusnya hingga mencapai sampel yang diinginkan.
2. QUOTA SAMPLING
3. PURPOSIVE SAMPLING
Teknik ini memakai judgment dari para mahir dalam menentukan sampel atau pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian.
Menurut Neuman (1997) terdapat tiga situasi yang memungkinkan penggunaan teknik ini. Pertama, untuk menentukan sampel-sampel unik yang sangat informative. Contoh, peneliti ingin melaksanakan kajian majalah dengan memakai analisis isi (content analyses) untuk mendapat tema-tema budaya. Peneliti kemudian menentukan woman’s magazinesebagai sampel alasannya majalah tersebut telah menjadi musim setting.
a. Sampel proposional
b. Sampel area
c. Sampel ganda
d. Sampel majemuk
Sampel beragam ini m,erupakan ekspansi dari sampel ganda. Pengambilan sampel yang dilakukan lebih dari dua kali lipat, tetap mempunyai kesamaan dengan unit sampling yang pertama. Dengan sampel beragam ini kemungkinan masuknya data sebanyak jumlah sampel yang telah ditetapkan tidak diraguikan lagi. Penarikan sampel beragam hanya sanggup dilakukan apabila jumlah populasi cukup besar
4. PORPOTIONAL SAMPLING
2. QUOTA SAMPLING
Quota sampling memilki pola yang hampir sama dengan stratified sampling. Peneliti, pertama-tama, memilahkan populasi dalam beberapa katagori. Selanjutnya, ditetapkan jumlah sampel pada masing-masing katagori tersebut. Sebagai contoh, peneliti hendak mengetahui persepsi pelanggan suatu perpustakaan tempat ihwal kinerja pelayanan perpustakaan tersebut. Peneliti kemudian mengelompokan pelanggan berdasarkan jenjang pendidikan, misal: PT, SLTA, SLTP, dan SD. Dari masing-masing katagori tersebut selanjutnya ditetapkan sampel sejumlah 20, 10,10, dan 10. Hal yang membedakan quota sampling dari stratified sampling yaitu langkah sehabis quota tersebut ditetapkan. Pada quota sampling, sampel dipilih dengan cara haphazard.
Quota sampling bergotong-royong perbaikan dari teknik haphazard sampling, alasannya perbedaan sampel dalam populasi dikenali terlebih dahulu. Namun, alasannya teknik pemilihan sampel masih memakai haphazard juga, maka teknik ini tetap tidak sanggup dipakai untuk menggeneralisasi karakteristik suatu populasi.
Teknik ini memakai judgment dari para mahir dalam menentukan sampel atau pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian.
Menurut Neuman (1997) terdapat tiga situasi yang memungkinkan penggunaan teknik ini. Pertama, untuk menentukan sampel-sampel unik yang sangat informative. Contoh, peneliti ingin melaksanakan kajian majalah dengan memakai analisis isi (content analyses) untuk mendapat tema-tema budaya. Peneliti kemudian menentukan woman’s magazinesebagai sampel alasannya majalah tersebut telah menjadi musim setting.
Kedua, untuk menentukan sampel dari populasi yang anggotanya sulit dijangkau. Contoh, penelitian ihwal prostitusi. Sangat sulit bagi peneliti untuk menentukan sampel secara random. Oleh alasannya itu, peneliti sanggup menentukan sampel berdasarkan warta yang sangat subyektif dan warta dari para mahir (mis, polisi dan organisasi social yang berafiliasi dengan prostitusi).
Ketiga, untuk mengidentifikasi tipe-tipe tertentu dari sejumlah sampel untuk kepentingan in-depth investigation. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapat pemahaman yang mendalam dari sampel-sampel tersebut.
Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang dekat dengan populasi yang diketahui sebelumnya. Dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi diubahsuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Misalnya, suatu penelitiantentang tata tertib kemudian lintas di sebuah kota. Sampel yang dipergunakan hanya diambil di antara pemilik kendaraan bermotor yang tercatat di kepolisian atau kepada pemilik SIM. Pengumpulan data yang dilakukan pada unit sampling tertentu, tidak termasuik pengendaraan yang mungkin bukan pemilik kendaraan bermotor atau mungkin tidak mempunyai SIM.
Lebih lanjut untuk menentukan sampel perlu memperhatikan sifat dan penyebaran populasi. Berkenaan dengan hal itu, dikenalkan beberapa kemingkinan dalam menetpkan sampel dari suatu populaswi, yaitu sebagai berikut.
a. Sampel proposional
Sampel proposional menunjuk kepada perbandingan penarikan sampel dari beberapa subpopulasi yang tidak sama jumlahnya. Dengan kata lain, unit sampel pada setiap subsampel sebanding jumlahnya dengan nilai sampling dalam setiap subpopulasi. Misalnya, penelitian dengan memakai murid Sekolah Menengan Atas Negeri sebagai unit sampling yang tetrdiri dari 3000 murid Sekolah Menengan Atas Negeri dan 1500 STM Negeri.Dengan demikian, perbandingan subpopulasi yaitu 2: 1. dari populasi itu akan diambil sebanyak 150 murid. Sesuai dengan proporsi setiap subpopulasi, maka harus diambil sebanyak 100 murid Sekolah Menengan Atas Negeri dan 50 murid STM Negeri sebagai sampel.
b. Sampel area
Sampel ini mempunyai kesamaan dengan asampel proporsional. Perbedaannya terletak pada populasi yang ditetapkan berdasarkan tempat penyebaran populasi yang hendak diteliti. Petrbandingan besarnta suibpopulasi berdasarkan tempat penelitian dijadikan dasar dalam menentukan ukuran setiap subsampel. Misalnya, penelitian memakai guru Sekolah Menengah Pertama Negeri sebagai uniu sampling yang tersebar dilima kabupaten. Setiap kebupaten mempunyai populasi guru sebanyak 500, 400, 300, 200, dan 100. melihat populasi menyerupai itu, maka perbandingannya dalah 5 : 4 : 3 : 2 : 1. jumlah sampel yang akan diambil sebesar 50, 40, 30, 20, dan 10 orang guru.
Penarikan ganda tau sampel kembar dilakukan dengan maksud menanggulangi kemungkinan sampel minimum yang diperlukan tidak masuk seluruhnya. Untuk itu, jumlah atau ukuran sampel ditetapkan dua kali lebih baik dari yang ditetapkan. Penentuan sampel sebanyak dua kali lipat itu akan dilakukan terutama apabila alat pengumpulan data yang dipergunakan yaitu kuistioner atau angket yang dikkirim melalui pos. dengan mengirim dua set kuisioner pada dua unit sampling yang mempunyai persamaan, maka sanggup diperlukan salah satu di antaranya akan dikembalikan sehuingga jumlah atau ukuran sampel yang telah ditetapkan terpenuhi.
d. Sampel majemuk
Sampel beragam ini m,erupakan ekspansi dari sampel ganda. Pengambilan sampel yang dilakukan lebih dari dua kali lipat, tetap mempunyai kesamaan dengan unit sampling yang pertama. Dengan sampel beragam ini kemungkinan masuknya data sebanyak jumlah sampel yang telah ditetapkan tidak diraguikan lagi. Penarikan sampel beragam hanya sanggup dilakukan apabila jumlah populasi cukup besar
4. PORPOTIONAL SAMPLING
Probabilitas pengambilan sampel sebanding dengan ukuran sampling bahwa sampel dipilih secara proporsional dengan ukuran total populasi. Ini yaitu bentuk multistage sampling di tahap pertama dan kemudian random sampling di tahap kedua, tapi jumlah sampel sebanding dengan ukuran populasi.
Posting Komentar untuk "Macam-Macam Metode Sampling Dalam Penelitian"