Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia Negeri Seribu Anggrek

Terdapat 4000-5000 spesies Anggrek yang hidup dan tumbuh di alam Indonesia. Jumlah yang luar biasa besar ini mengakibatkan nusantara kerap dijuluki The Land Of Orchids. 
Indonesia yang tanahnya membentang di bawah khatulistiwa memang nirwana yang keindahannya diakui dunia. Negeri kita yaitu nirwana biodiversitas dengan banyak belantara hijau memukau. Di dalamnya ribuan aneka bunga anggun tersembunyi. Satu di antaranya yang tercantik berjulukan Anggrek.
Terdapat 4000-5000 spesies Anggrek yang hidup dan tumbuh di alam Indonesia. Jumlah yang luar biasa besar ini mengakibatkan nusantara kerap dijuluki The Land Of Orchids. Kalimantan diyakini menjadi kawasan dengan kekayaan Anggrek terbesar yakni mencapai 1400 spesies, diikuti Sumatera dengan 1126 spesies, Jawa 769 spesies, Sulawesi 500 spesies, Maluku 369 spesies, Nusa Tenggara sekitar 200 spesies dan masih banyak spesies Anggrek lainnya yag terdapat di nusantara.
Anggrek mempunyai nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga yang memiki anggota atau jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari mulai wilayah tropika berair hingga lokasi sirkumpolar. Sebagian besar jenis anggrek ditemukan di wilayah tropika. Umumnya anggrek hidup sebagai epifit, terlebih yang tiba dari wilayah tropika. Anggrek di wilayah beriklim sedang umumnya hidup di tanah serta membentuk umbi sebagai langkah menyesuaikan diri pada trend dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal serta berdaging (sukulen) membuatnya tahan hadapi tekanan ketersediaan air sehingga bisa hidup dari embun serta udara lembap.
Anggrek merupakan jenis tumbuhan yang kecepatan pertumbuhannya sangat bergantung dari faktor dalam anggrek itu sendiri dan lingkungan dimana anggrek tersebut ditanam. Adapun faktor dalam yang mensugesti pertumbuhan anggrek yaitu faktor genetik atau jenis anggrek (anggrek alam atau anggrek silangan). Anggrek alam merupakan jenis anggrek yang pertumbuhan dan proses pembungaannya relatif lebih lambat tanpa adanya perlakuan perawatan khusus. Beda halnya dengan anggrek silangan menyerupai anggrek dendrobium yang petumbuhan dan pembungaannya relatif lebih cepat. Faktor luar yang mensugesti pertumbuhan anggrek yaitu intensitas penyinaran mentari pagi, suhu, kelembaban udara, kebtuhan air, pupuk serta kecocokan kawasan dan media tumbuh, sirkulasi udara, serangan hama dan penyakit tumbuhan .
Pada 9 Januari 1993, Indonesia resmi memutuskan bunga Anggrek sebagai salah satu identitas nasional. Adalah Phalaenopsis Amabilis, anggrek yang ditetapkan sebagai salah satu Bunga Nasional Indonesia menemani bunga Padma (Rafflesia arnoldi) dan Melati (Jasminum sambac). Melalui Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993, Phalaenopsis diberi label istimewa berjulukan Puspa Pesona . Hal tersebut sangat layak mengingat Anggrek ini memang mewakili pesona dan kecantikan Anggrek dan alam Indonesia secara keseluruhan.
Phalaenopsis amabilis sering disebut dengan nama Anggrek Bulan meski menurut morfologi bunganya, anggrek ini lebih menyerupai kupu-kupu, sesuai dengan asal namanya yakniPhalainos = kupu-kupu, lebah, kumbang dan Opsis = bentuk, penampakan. Oleh sebab itu di beberapa negara Phalaenopsis amabilis dikenal sebagai anggrek kumbang .
Phalaenopsis amabilis ditemukan oleh peneliti dunia berjulukan Carl Blume di Nusa Kambangan, Jawa Tengah pada 1825. Laporan lain menunjukkan bahwa Rumphius pada 1750 lebih dulu menemukan jenis ini di Indonesia Timur. Namun fakta keduanya tak membantah kalauPhalaenopsis amabilis adalah bunga orisinil Indonesia yang sekarang dikenal oleh masyarakat dunia.Phalaenopsis amabilis memang terkenal di dunia. Popularitasnya bahkan telah menjulang jauh sebelum ditetapkan sebagai Puspa Pesona Indonesia. Warna putihnya yang kuat, rupa bunganya yang eksotis serta bentuk labellum yang khas menciptakan anggrek ini banyak dipilih sebagai induk silangan untuk menghasilkan hibrida-hibrida unggul.Namun sayang popularitas Phalaenopsis amabilis sebagai Puspa Pesona Indonesia justru terdesak di tanah air. Keberadaannya di alam semakin sukar dijumpai sebab banyak faktor.
Hal itu diperparah dengan belum mampunya Indonesia membuatkan potensi anggrek ini secara maksimal. Pengembangan bibit unggul unggul dari induk Phalaenopsis amabilis di Indonesia jauh tertinggal dari pemain utama agribisnis Anggrek dunia menyerupai Singapura, Thailand dan Taiwan, negara-negara yang kekayaan Anggreknya justru jauh di bawah Indonesia. Nasib Phalaenopsis amabilis menjadi potret yang menggambarkan Anggrek Indonesia secara keseluruhan. Di negerinya sendiri, nasib Anggrek Indonesia memang mengkhawatirkan dan terancam bukan hanya dari alamnya yang semakin rusak, tapi juga dari masyarakatnya sendiri yang semakin menjauhi. Anggrek Indonesia belum dikenali dan dicintai oleh bangsanya sendiri. 
Sumber: wikipedia

Posting Komentar untuk "Indonesia Negeri Seribu Anggrek"