Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Silabus Rpp Pendidikan Agama Katolik Dan Kebijaksanaan Pekerti Smp Kurikulum 2013 Kelas Vii, Viii, Ix

Berikut ini yaitu berkas Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX. Download file format .docx Microsoft Word dan PDF.

 Berikut ini yaitu berkas Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurik Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX
Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX

Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas 7, 8, 9

Berikut ini kutipan teks dari isi berkas Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX:

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama
E. Pembelajaran dan Penilaian
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK, DAN PEMBELAJARAN
A. Kelas VII
B. Kelas VIII
C. Kelas IX

III. MODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN
A. Kelas VII
B. Kelas VIII
C. Kelas IX

IV. MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 

Rasional
Tema pengembangan Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang sanggup menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan,dan pengetahuan yang terintegrasi, dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif. Oleh alasannya itu proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Pendidikan intinya merupakan tanggungjawab utama dan pertama orangtua, demikian pula dalam hal pendidikan kepercayaan anak. Pendidikan kepercayaan pertama-tama harus dimulai dan dilaksanakan di lingkungan keluarga, tempat dan lingkungan dimana anak mulai mengenal dan menyebarkan iman. Pendidikan kepercayaan yang dimulai dalam keluarga perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kebersamaan dengan jemaat (Gereja), dengan pinjaman pastor, katekis dan guru agama.

Negara juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi supaya pendidikan kepercayaan bisa terealisasi dengan baik sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.Salah satu bentuk dan pelaksanaan pendidikan kepercayaan yaitu pendidikan kepercayaan secara formal di sekolah yaitu Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

Melalui Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti siswa dibantu dan dibimbing supaya semakin bisa memperteguh kepercayaan terhadap Tuhan sesuai aliran Agama Kristen dengan tetap memperhatikan dan mengusahakan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain. Hal ini dimaksudkan untuk membuat korelasi antar umat beragama yang serasi dalam masyarakat Indonesia yang beragam demi terwujudnya persatuan nasional.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bertujuan supaya siswa mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap membangun hidup yang semakin beriman. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. Sikap dibuat melalui kemampuan: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga gampang dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan supaya penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; gampang diajarkan oleh guru (teachable); gampang dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.

Silabus ini merupakan teladan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran supaya siswa mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai aliran kepercayaan Katolik. Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memperlihatkan kesempatan kepada guru untuk menyebarkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan- keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus meliputi kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru sanggup menyebarkan banyak sekali model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru dibutuhkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang diubahsuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa.

Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kompetensi Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama, yaitu pada kelas VII hingga dengan kelas IX, siswa yang menyadari dan mensyukuri diri sebagai gambaran Allah, baik sebagai pria atau perempuan, yang mempunyai kemampuan dan keterbatasan, untuk menyebarkan diri melalui tugas keluarga, sekolah, teman, masyarakat dan Gereja dengan meneladani pribadi Yesus Kristus, sehingga terpanggil untuk mengungkapkan imannya dalam kehidupan menggereja (melalui kebiasaan doa, perayaan sakramen dan terlibat secara aktif di dalam kehidupan menggereja); serta hidup bermasyarakat (melaksanakan hak dan kewajiban, sikap toleran, dan penghormatan terhadap martabat manusia)

Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama
Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Kelas VII s.d. IX mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi di SMP (SMP) yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas VII s.d. IX, yaitu:

KOMPETENSI INTI

Kelas VII-IX

KI.1. Menghargai dan menghayati aliran agama yang dianutnya

KI.2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI.3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) menurut rasa ingin tahunya perihal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI.4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah ajaib (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi diubahsuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi dan psiko-pedagogi. Kompetensi sikap spiritual dan sosial dicapai melalui pembelajaran pribadi maupun tidak langsung. Pembelajaran Langsung (direct teaching) artinya melalui proses atau kegiatan pembelajaran, sedangkan tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, adaptasi dan budaya sekolah. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan abjad siswa lebih lanjut.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti meliputi empat aspek yang mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman siswa adalah:
a. Pribadi siswa; Ruang lingkup ini membahas perihal diri sebagai pria atau wanita yang mempunyai kemampuan dan keterbatasan kelebihan dan kekurangan, yang dipanggil untuk membangun korelasi dengan sesama serta lingkungannya sesuai dengan Tradisi Katolik.
b. Yesus Kristus; Ruang lingkup ini membahas perihal pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, ibarat yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, supaya siswa berelasi dengan Yesus Kristus dan meneladaniNya. 
c. Gereja; Ruang lingkup ini membahas perihal makna Gereja supaya siswa bisa mewujudkan kehidupan menggereja.
d. Masyarakat; Ruang lingkup ini membahas perihal perwujudan kepercayaan dalam hidup bersama di tengah masyarakat sesuai dengan Tradisi Katolik.

Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama

Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Kelas VII s.d. IX mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi di SMP (SMP) yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas VII s.d. IX, yaitu:

KOMPETENSI INTI

Kelas VII-IX

KI.1. Menghargai dan menghayati aliran agama yang dianutnya

KI.2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI.3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) menurut rasa ingin tahunya perihal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI.4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah ajaib (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi diubahsuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi dan psiko-pedagogi. Kompetensi sikap spiritual dan sosial dicapai melalui pembelajaran pribadi maupun tidak langsung. Pembelajaran Langsung (direct teaching) artinya melalui proses atau kegiatan pembelajaran, sedangkan tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, adaptasi dan budaya sekolah. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan abjad siswa lebih lanjut.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti meliputi empat aspek yang mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman siswa adalah:
a. Pribadi siswa; Ruang lingkup ini membahas perihal diri sebagai pria atau wanita yang mempunyai kemampuan dan keterbatasan kelebihan dan kekurangan, yang dipanggil untuk membangun korelasi dengan sesama serta lingkungannya sesuai dengan Tradisi Katolik.
b. Yesus Kristus; Ruang lingkup ini membahas perihal pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, ibarat yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, supaya siswa berelasi dengan Yesus Kristus dan meneladaniNya. 
c. Gereja; Ruang lingkup ini membahas perihal makna Gereja supaya siswa bisa mewujudkan kehidupan menggereja.
d. Masyarakat; Ruang lingkup ini membahas perihal perwujudan kepercayaan dalam hidup bersama di tengah masyarakat sesuai dengan Tradisi Katolik.

Pembelajaran
Penerapan Pendekatan saintifik dalam model pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti perlu dipahami secara tepat. Sebab pendekatan pemahaman bidang agama sangat berbeda dengan pendekatan saintifik pada bidang ilmu lain. Tidak semua isi agama sanggup diuraikan dan dipahami secara ilmiah, sehingga seakan-akan agama itu menjadi serba logis dan riil. Bidang agama mempunyai dimensi dewa dan misteri yang tidak bisa dijelaskan dan didekati secara saintifik.

Selama ini kita mengenal beberapa pola model pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti. Model pembelajaran yang umumnya dipakai yaitu model katekese atau komunikasi iman, analisa sosial, reflektif, dan yang lainnya.

Bila melihat unsur dan langkah-langkah yang ditampilkan dalam pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengeksplorasikan, mengasosiasi, mengomunikasikan dan mencipta), dan membandingkannya dengan model yang selama ini dipakai dalam Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, maka kita menemukan beberapa unsur yang sejalan, walaupun tidak persis sama.

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik, diawali dengan mengungkapkan pengalaman riil yang dialami diri sendiri atau orang lain, baik yang didengar, dirasakan, maupun dilihat (bdk. Mengamati). Pengalaman yang diungkapkan itu kemudian dipertanyakan sehingga sanggup dilihat secara kritis keprihatinan utama yang terdapat dalam pengalaman yang terjadi, serta kehendak Allah dibalik pengalaman tersebut (bdk. Menanya). Upaya mencari balasan atas kehendak Allah di balik pengalaman keseharian kita, dilakukan dengan mencari jawabannya dari banyak sekali sumber, terutama melalui Kitab Suci dan Tradisi (bdk. Mengeksplorasi). Pengetahuan dan Pemahaman dari Kitab Suci dan Tradisi menjadi materi refleksi untuk menilai sejauhmana pengalaman keseharian kita sudah sejalan dengan kehendak Allah yang diwartakan dalam Kitab Suci dan Tradisi itu. Konfrontasi antara pengalaman dan pesan dari sumber seharusnya memunculkan pemahaman dan kesadaran baru/ metanoia (bdk. mengasosiasikan), yang akan sangat baik kalau dibagikan kepada orang lain, baik secara mulut maupun goresan pena (bdk. mengomunikasikan).

Selain pendekatan saintifik, proses pembelajaranbisa memakai model-model pendekatan pembelajaran yang lain seperti, problem-based learning, inquiry-based learning, discovery-based learning, project-based learning dan lain-lain.

Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh data dan informasi perihal proses dan hasil berguru siswa. Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan data hasil pengukuran capaian kompetensi siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis acara yang bertujuan memfasilitasi siswa memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berimplikasi pada penilaian yang harus meliputi sikap, pengetahuan,dan keterampilan baik selama proses (formatif) maupun pada final periode pembeajaran (sumatif).

Penilaian proses pembelajaran memakai pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil berguru secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan berguru siswa atau bahkan bisa menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Hasil penilaian otentik sanggup dipakai oleh guru untuk merencanakan acara perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik sanggup dipakai sebagai materi untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan dikala proses pembelajaran dengan memakai alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa
Indonesia sebagai negara kesatuan yang terdiri atas banyak sekali suku bangsa, agama, budaya, ras, dan kelas sosial merupakan kekayaan yang patut disyukuri dan dipelihara supaya tetap menjadi sumber kekuatan. Jika tidak disikapi dengan bijak, keberagaman itu sanggup menjadi sumber konflik. Oleh alasannya itu, banyak sekali kearifan lokal yang telah mengakar di masyarakat harus dipelihara dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain kekayaan budaya, sejarah juga memperlihatkan bahwa Indonesia mempunyai kekayaan maritim serta tanah yang subur, yang membuat banyak bangsa tiba untuk mencari kekayaan dari tanah air Indonesia. Oleh kekayaan laut, tanah yang subur serta kekayaan alam lainnya itulah Indnesia pernah mengalami kejayaan dan masa keemasan.

Melalui dunia pendidikan, nilai sejarah itulah yang harus digali sebagai sumber belajar, untuk membangkitkan semangat cinta tanah air, sekaligus jiwa generasi muda yang cinta terhadap maritim sebagai lingkungan hidupnya. Tetapi juga cinta terhadap dunia pertanian bagi mereka yang tinggal di lingkungan masyarakat agraris. Dan bagi mereka yang tinggal di tempat industri, dibutuhkan mempunyai semangat untuk membangun industri serta perdagangan, baik perdagangan jasa maupun barang. Dalam hal ini, pemerintah daerah serta satuan pendidikan hendaknya memerhatikan potensi daerah serta kekuatan yang ada di daerah serta lingkungannya masing-masing.

Sejalan dengan karakteristik pendidikan era 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar, dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kristiani, toleransi, demokratis, multikultural, dan berwawasan kebangsaan.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi mendorong siswa dalam menyebarkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti memanfaatkan banyak sekali sumber berguru ibarat buku teks yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru sanggup memakai buku pengayaan atau acuan lainnya dan menyebarkan materi asuh sendiri

    Download Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX



    Download File:

    Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX.pdf
    Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX.docx


    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Silabus RPP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX. Semoga bisa bermanfaat.

    Posting Komentar untuk "Silabus Rpp Pendidikan Agama Katolik Dan Kebijaksanaan Pekerti Smp Kurikulum 2013 Kelas Vii, Viii, Ix"