Mendikbud Tekankan Pentingnya Pendidikan Abjad Di Sekolah
Berikut ini yaitu informasi mengenai Mendikbud Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah. Berita ini kami kutip dari Republika tanggal 11 Juli 2017. Inilah informasi selengkapnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy |
Mendikbud Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memperlihatkan pengarahan penguatan pendidikan aksara (PPK) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ada empat aktivitas prioritas yang harus dikerjakan Kemendikbud sesuai Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.
Keempatnya yakni percepatan distribusi kartu indonesia pandai (KIP), revitalisasi pendidikan vokasi, implementasi PPK, dan peninjauan kembali penerapan ujian nasional (UN). "Diantara keempat itu, yang tiga pertama sudah kita mulai," ujar Muhadjir di Gedung Al Ihsan, Mataram, NTB, Senin (10/7).
Muhadjir menyampaikan serapan KIP tahun ini sudah mencapai lebih dari 85 persen. Revitalisasi pendidikan vokasi juga sudah mulai dijalankan. Hal tersebut bertujuan sebagai antisipasi pemerintah dalam menyiapkan tenaga terampil menghadapi bonus demografi. Terkait peninjauan UN, berdasarkan dia, sudah berjalan baik dengan adanya penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Lewat denah ini, tingkat kejujuran dapat ditingkatkan dan mengurangi kecurangan.
Dia menyebut persentase penyelenggaraan UNBK untuk tingkat SMP/MTS tahun ini mencapai 40 persen dan untuk SMA/MA 80 persen. Tahun ini, Muhadjir menargetkan peningkatan menjadi 80 persen untuk SMP/MTS dan 90 persen untuk SMA/MA.
"Tinggal satu yang belum dapat yaitu implementasi PPK," kata dia.
Di dalam Nawacita, PPK harus diselenggarakan sebesar 70 persen, sementara yang 30 persen lainnya yaitu transfer pengetahuan. Kemendikbud sendiri telah menguji coba implementasi PPK semenjak tahun kemudian dengan menyasar 1.500 sekolah di 11 kabupaten/kota sebagai sebagai proyek percontohan.
Muhadjir berharap, jumlah sekolah yang menerapkan implementasi PPK dapat terus meningkat setiap tahunnya. Implementasi PPK memerlukan upaya maksimal alasannya banyak yang perlu dibenahi. Misalnya saja untuk sektor guru. Di mana beban kerja guru diatur dengan 24 jam minimum tatap muka di depan kelas per pekan dan maksimal 40 jam. Dalam praktiknya semenjak 2008, hal tersebut bermasalah alasannya banyak yang tidak dapat memenuhi, terutama mata pelajaran menyerupai agama, Pancasila, bahasa asing, dan antropologi. "Berdasarkan data, ada 28 ribu yang tidak mendapat donasi profesi alasannya tidak dapat memenuhi itu," ujarnya.
Para guru pun berusaha mencari pemanis dengan mengajar di sekolah lain. Akibatnya, banyak sekolah yang tidak ditunggui guru. "Guru tiba dan pergi, kondisi menyerupai ini niscaya mustahil menyelenggarakan PPK alasannya syarat kan guru dampingi murid-muridnya," kata dia.
Sumber: http://www.republika.co.id
Keempatnya yakni percepatan distribusi kartu indonesia pandai (KIP), revitalisasi pendidikan vokasi, implementasi PPK, dan peninjauan kembali penerapan ujian nasional (UN). "Diantara keempat itu, yang tiga pertama sudah kita mulai," ujar Muhadjir di Gedung Al Ihsan, Mataram, NTB, Senin (10/7).
Muhadjir menyampaikan serapan KIP tahun ini sudah mencapai lebih dari 85 persen. Revitalisasi pendidikan vokasi juga sudah mulai dijalankan. Hal tersebut bertujuan sebagai antisipasi pemerintah dalam menyiapkan tenaga terampil menghadapi bonus demografi. Terkait peninjauan UN, berdasarkan dia, sudah berjalan baik dengan adanya penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Lewat denah ini, tingkat kejujuran dapat ditingkatkan dan mengurangi kecurangan.
Dia menyebut persentase penyelenggaraan UNBK untuk tingkat SMP/MTS tahun ini mencapai 40 persen dan untuk SMA/MA 80 persen. Tahun ini, Muhadjir menargetkan peningkatan menjadi 80 persen untuk SMP/MTS dan 90 persen untuk SMA/MA.
"Tinggal satu yang belum dapat yaitu implementasi PPK," kata dia.
Di dalam Nawacita, PPK harus diselenggarakan sebesar 70 persen, sementara yang 30 persen lainnya yaitu transfer pengetahuan. Kemendikbud sendiri telah menguji coba implementasi PPK semenjak tahun kemudian dengan menyasar 1.500 sekolah di 11 kabupaten/kota sebagai sebagai proyek percontohan.
Muhadjir berharap, jumlah sekolah yang menerapkan implementasi PPK dapat terus meningkat setiap tahunnya. Implementasi PPK memerlukan upaya maksimal alasannya banyak yang perlu dibenahi. Misalnya saja untuk sektor guru. Di mana beban kerja guru diatur dengan 24 jam minimum tatap muka di depan kelas per pekan dan maksimal 40 jam. Dalam praktiknya semenjak 2008, hal tersebut bermasalah alasannya banyak yang tidak dapat memenuhi, terutama mata pelajaran menyerupai agama, Pancasila, bahasa asing, dan antropologi. "Berdasarkan data, ada 28 ribu yang tidak mendapat donasi profesi alasannya tidak dapat memenuhi itu," ujarnya.
Para guru pun berusaha mencari pemanis dengan mengajar di sekolah lain. Akibatnya, banyak sekolah yang tidak ditunggui guru. "Guru tiba dan pergi, kondisi menyerupai ini niscaya mustahil menyelenggarakan PPK alasannya syarat kan guru dampingi murid-muridnya," kata dia.
Sumber: http://www.republika.co.id
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai Mendikbud Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah. Semoga dapat bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Mendikbud Tekankan Pentingnya Pendidikan Abjad Di Sekolah"