Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis
A. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Terjemahan bebas dari CIRC ialah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan wangsit pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini sanggup dikategorikan pembelajaran terpadu.
berdasarkan sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu sanggup dikelompokkan menjadi:
1) model dalam satu disiplin ilmu yang mencakup model connected (keterhubungan) dan model nested (terangkai);
2) model antar bidang studi yang mencakup model sequenced (urutan), model shared (perpaduan), model webbed (jaring laba-laba), model theaded (bergalur) dan model integreted (terpadu);
3) model dalam lintas siswa.
Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap kiprah kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menuntaskan kiprah (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman berguru yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat SD (SD) sampai sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan.
Prinsip berguru terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan yang digariskan UNESCO dalam aktivitas pembelajaran. Empat pilar itu ialah ”belajar untuk mengetahui (learning to know), berguru untuk berbuat (learning to do), berguru untuk menjadi diri sendiri (learning to be), dan berguru hidup dalam kebersamaan (Learning to live together),
B. Langkah - Langkah Pembelajaran CIRC
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
2. Guru memperlihatkan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan wangsit pokok dan memberi jawaban terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
5. Guru dan siswa menciptakan kesimpulan bersama.
6. Penutup.
Dari setiap fase tersebut di atas sanggup kita perhatikan dengan terang sebagai berikut:
a. Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan perihal suatu konsep atau istilah gres yang mengacu pada hasil inovasi selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.
b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memperlihatkan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, membuatkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini mengakibatkan terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melaksanakan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap aktivitas pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa berguru melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi gres yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.
c. Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa bisa mengkomunikasikan hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan perihal bahan yang dibahas. Penemuan itu sanggup bersifat sebagai sesuatu yang gres atau sekedar menandakan hasil pengamatannya.. Siswa sanggup memperlihatkan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap mendapatkan kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.
C Kelebihan Model Pembelajaran CIRC.
Kelebihan dari model pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:
1) Pengalaman dan aktivitas berguru anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;
2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak;
3) seluruh aktivitas berguru lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil berguru anak didik akan sanggup bertahan lebih lama;
4) pembelajaran terpadu sanggup menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir anak;
5) pembelajaran terpadu menyajikan aktivitas yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemuai dalam lingkungan anak;
6) pembelajaran terpadu sanggup menumbuhkan motivasi berguru siswa kearah berguru yang dinamis, optimal dan sempurna guna;
7) menumbuhkembangkan interaksi sosial anak menyerupai kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;
8) membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar.
D. Kekurangan Model Pembelajaran CIRC
Kerurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain:
Dalam model pembelajaran ini hanya sanggup digunakan untuk mata pelajaran yang memakai bahasa, sehingga model ini tidak sanggup digunakan untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang memakai prinsip menghitung.
E. Kesimpulan
Model pembelajaran ini sangat anggun digunakan sebab dengan memakai model ini siswa sanggup memahami secara eksklusif insiden yang terjadi di dalam kehidupan dengan bahan yang dijelaskan.
Posting Komentar untuk "Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis"